Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Money

Serba Mudah, Lancar, Nyaman, Bahagia, karena Hasil Tambang

26 Oktober 2016   17:45 Diperbarui: 3 November 2016   10:38 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah Langbourne Williams  , pimpinan tertinggi Freeport  melihat peluang melanjutkan proyek Ertsberg tersebut. Dialah yang pada era pemerintah Presiden Soekarno mengadakan pertemuan dengan Julius Tahija (pimpinan Texaco) , lalu dengan Jendral Ibnu Sutowo (Menteri Pertambangan dan Perminyakan Indonesia).

Pada periode awal pemerintahan Presiden Soeharto keluarlah Undang-undang Modal Asing (no 1 tahun 1967).Perjalanan  permohonan izin  berbuah  Kontrak Karya Pertama Freeport (KK-I).

Sejak beroperasinya tahun 1967 , belantara yang terjal , curam dan medan yang sangat berat  mulai ditaklukkan. Tak mudah membuka akses jalan yang bisa dilewati alat berat dan kendaraan. Dengan tenaga manusia awalnya, maka mulailah dirintis jalan-jalan berliku pada  alam yang ekstrem tersebut.

Penaklukkan medan berat  diawali dengan pembangunan infrakstruktur di ‘atap langit’, di ketinggian tebing dan jurang yang  terjak dan keras. Lewat video yang ditayangkan, tampak jelas  betapa ekstremnya medan yang harus ditaklukkan itu. Bukan hanya dengan kerja biasa, tapi ketekunan yang sangat keras. Alat-alat berat. Semangat membaja.

Rumah-rumah penduduk yang layak (jalan Kamuki) mulai dibangun tahun 1970. Atas kerjasama pemerintah dan Freeport. Tingkat pertumbuhan penduduk Timikapun meningkat, apalagi setelah dibangunnya perumahan di selatan Bandar Udara. 

Setelah terbangunnya Bandar Udara Timika (1971) oleh Free Port, akses jalan-jalan  ke lokasi tambang dan kawasan terpencil pedesaan (1972) , Presiden Soeharto  meresmikan nama kota tersebut dengan Tembagapura.

Dalam sebuah tayangan video. Proses membangun kemegahan kompleks tersebut terekam. Membangun infrastruktur tantangan alam yang sangat ekstrem. Jalan menuju Jaya Wijaya membangun lembah dilintasi  sebagai Tembaga pura. Kerja karyawan konstruksi membangun infrastruktur  100 km dari dataran rendah hingga ke dataran tinggi.

Membangun kompleks pertambangan di ‘atap bumi’. Ketekunan tim kerja tim eksplorasi untuk menembus mimpi besar yang masih diselimuti kabut dan kokohnya bebatuan gunung nan kokoh memberikan pelajaran tentang keteguhan. . Tantangan demi tantangan ditaklukkan. Terjalnya lembah  dan jutang membeikan pelajaran ketegaran. Kemampuan beradaptasi  dan inovasi bergerak lebih cepat, menuju yang dharapkan.

Kawah candra dimuka untuk proses  belajar putra putri bangsa. Komitmennya PT Freeport Indonesia bertekad  mengusung   pembangunan berkelanjutan. Tidak mengabaikan generasi yang akan datang. Mengurangi jejak limbah yang dihasilkan. Dalam tanggung jawab sosialnya, berkomitmen sebagai  penggerak pembangunan, menghidupi  tenaga kerjanya , dengan menjangkau kedamaian kesehatan.

“Kita sudah menjadi keluarga. “ Demikian kata yang diucapkan jelang akhir tayangan video.

LEMBARAN FAKTA DARI PT FREEPORT INDONESIA  (Cuplikan sebagian)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun