Selain itu kepedulian perusahaan tambang  dalam bentuk CSR terhadap kawasan dan warga sekitar  sudah sepantasnya digiatkan.Dalam penjelasan acara ini tampak  foto-foto hasil reklamasi dan penghijauan usai ditutupnya sebuah tambang. Di sini tanggung jawab moral dunia pertambangan  sangat dirindukan .
PT Freeport Indonesia, Tambang di Papua
Dalam kesempatan petang  yang sejuk itu, Bapak Kerry Yarangga dari PT Freeport Indonesia , ditayangkan video kilas sejarah PT Freeport Indonesia.
Adalah Kapten Johan Carstensz , dari Belanda, yang yang berlayar (Kapal Aernem dan Pera) berlabuh di pantai  selatan Papua . Pada tahun 1623 itulah Carsztensz (digunakan sebagai nama puncak tertinggi pegunungan salju di Papua, yakni JayaWijaya) mencatat di diarynya. Tentang  adanya  penampakan salju di Tanah Papua, terlihat dari kejauhan. (wikipedia)
Kelak sebuah Lembaga Geografi Kerajaan Belanda, Koninklijke Nederlandsche Aardrijkskundig Genootschap(KNAG) mengadakan ekspedisi ke kawasan barat daya Papua. Tepatnya tahun 1904 hingga 1905. Namun saat itu belum ditemukan puncak salju tersebut.
Hal ini berlanjut pada  ekspedisi milter  yang membuat peta wilayah  (1907 -1915) dan membangkitkan semangat para ilmuwan  untuk mendaki pegunungan salju tersebut. Beberapa ekspedisi yang cukup terkenal berupaya mencapai Puncak Sudirman (dulu bernama Puncak Wilhelmina) . Bayangkan, ketinggian 4.750 meter di atas permukaan laut.  Mental kegigihan dan tekad perlu juga  diadopsi untuk  generasi masa kini.
Kelak wilayah Asmat di kawasan pantai selatan ,  menggunakan nama Taman Nasional Lorentz . Sejarahnya karena ekspedisi yang terkenal memang dipimpin  Dr.HA. Lorentz dan Kapten A Franzen Henderschee.
Langkah awal pembukaan tambang  di Tanah Papua di tahun 1971  sebenarnya berawal dari  petualangan pemuda pegawai perusahaan minyak NNGPM  (Belanda) Colijn dan Dozy.  Pada tahun  1930 merencanakan mencapai Puncak Cartensz.
Jean Jacques Dozy , (dalam video) melalui  ekspedisi yang mengendarai pesawat terbang sederhana bermesin ganda . Tanggal 5 Desember tahun 1936, berhasil mendarat di Puncak Gunung Es  menemukan cadangan  Ertsberg (gunung bijih) yang membawa data batuan ke Belanda.
Berlanjut pula dengan pertemuan Jan Van Gruisen (Managing Director Oost Maatchappij, pengeksplitasi batu bara Kaltim dan Sulawesi Tenggara) dengan temannya  Forbes Wilson (kepala eksplorasi Freeport Sulphur Company ,penambang belerang bawah dasar laut).
Van Gruisen meyakinkan Wilson untuk mendanai ekspedisi gunung bijih , menganalisis contoh bebatuan yang diambil .