Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kekuatan di Balik Senyum dan Budaya Bersih

8 Oktober 2016   14:18 Diperbarui: 8 Oktober 2016   15:13 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
vas bunga dari daur ulang sampah plastik kemasan dan daun-daun nangka

Ada saat-saat dimana saya  tidak sempat membersihkan ruang kerja dan ruang belajar anak. Tak smepat membersihkan debu dan merapihkannya. Juga taman ditumbuhi  rumput liar dan  sampah daun berserakan. Ternyata dampaknya  luar biasa buruk.

Ide-ide mandek. Pikiran kusut. Prestasi belajar anak juga menurun. Bahkan anak-anak jadi mudah sakit  flu dan pilek .

Karenanya saya paksakan untuk  menunda dulu pekerjaan  yang membutuhkan konsentrasi. Saya dan anak-anak meluangkan waktu menata bersih seluruh ruangan dan kamar anak. Taman segera  kami bersihkan bersama-sama. Menyenangkan ternyata bersih-bersih bersama.

Kebersihan dan keindahan ternyata mampu mengkondisikan suasana yang memunculkan lonjakan  ide-ide cemerlang, dan anak-anak lebih fokus serta bersemangat belajar.

 Limbah Cair Kimia  itu Tanggung Jawab Bersama

Kegiatan membersihkan rumah  bagi saya seharusnya  ada tanggung jawab moral. Masalahnya ke mana sampah kita buang. Dan seberapa banyak cairan pembersih dan deterjen yang mengalir ke selokan  sebagai limbah dari  praktek pembersihan rumah tangga kita.

Karenanya saya hanya bisa meminimalkan penggunaan air bersih dan  cairan kimia. Sebagai contoh saya menyuci pakaian dengan mesin cuci tidak setiap hari, cukup seminggu 2 kali. Pasalnya  krisis air bersih  adalah masalah kita bersama. Lagipula proses penjernihan air  PDAM menyerap enerji tak tergantikan yang tidak sedikit.

Cara lain meminimalkan  limbah,  air sabun bekas menyuci saya gunakan untuk menyikat lantai serambi, kamar mandi dan lainnya. Jadi saya bisa menghemat penggunaan deterjen. Yang saya takutkan, adalah, jika semakin banyak air di bumi tercemari oleh limbah deterjen.  

Membuang Sampah, Belum  Menyelesaikan Masalah

Saat membuang sampah sebenarnya saya sering dirundung rasa bersalah. Terbayang  sampah plastik dan  sampah organik yang tercampur baur tidak karuan di TPA. Meski di tempat sampah telah saya pisah atau saya pilah.

Ini dia yang saya amati. Pemulung hanya mengumpulkan kertas, koran, gelas plastik dan botol plastik bekas air mineral. Selain itu wadah-wadah plastik, besi, logam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun