Tiada keindahan tanpa kebersihan. Tiada kedamaian tanpa senyuman. Keindahan mampu mengundang senyum. Kedamaian menghadirkan keindahan suasana.
Saya memiliki kenalan yang wajahnya selalu membuat siapapun nyaman di dekatnya. Ia tampak cantik meski kalau diamati, bentuk keseluruhan raut mukanya biasa-biasa saja. Lebih dari itu tampilannya selalu bersih, rumahnya yang sederhana juga bersih. Ia tampak sehat dan bugar. Demikian pula seluruh anggota keluarganya.
Anak-anaknya santun dan berhasil. Usianya? Tebakan saya salah. Saya menebak terlalu muda 10 tahun. Padahal ia tak pernah ikut perawatan kulit yang mahal, hanya pembersih wajah biasa pagi dan malam. Menjaga kebersihan kulit. Itu saja.
Ia tak pernah mengungkapkan apa rahasianya. Tapi semua orang tahu , ia sangat ramah dan murah senyum. Tidak mudah marah. Sangat rajin dalam menjaga kebersihan. Katanya, senyum adalah ibadah, dan kebersihan adalah bagian daripada iman.
Jika kami makan bareng di undangan atau di restoran, ia ambil makanan secukupnya. Tidak pernah berlebihan. Supaya bisa menghabiskannya hingga piring atau mangkuknya bersih. Sehingga tidak menyisakan sampah.Saat membeli makanan ia kerapkali membawa kotak makanan sendiri dari rumah sehingga tak perlu menggunakan kemasan.
Saya jadi berpikir, bagaimana dengan senyum dan bersih dalam koridor keseharian saya? Saya jadi ingat, banyak persahabatan terjalin dengan diawali dengan senyum. Bahkan sepasang kekasihpun pasti diawali dengan banyak senyuman. Senyum itu seperti sihir yang bisa menggugah sanubari.
Kenapa Senyum Begitu Penting ? .
Pernahkah berhadapan dengan wajah-wajah kusut, cemberut, dingin, beku, muram , marah, garang ..... Pastinya wajah-wajah seperti itulah yang ingin anda hindari. Jika ia seorang guru , pasti dialah guru yang tidak difavoritkan. Jika seorang pedagang, pasti dialah penjual yang banyak dihindari pembelinya.
Sebaliknya pernahkan anda menemui wajah sejuk yang penuh senyum, bermuatan sinar keikhlasan dan kasih sayang? Saat nestapa ia tetap mengumbar senyum, meski senyum yang dipaksakan demi menutupi pedih hatinya? Saat dalam suasana apapun keteduhan yang ia tebarkan, lewat senyum.
Pastinya wajah-wajah ‘sejuk” seperti itulah yang selalu banyak dirindukan orang. Kalau ia pedagang, biasanya pembeli akan memilih membeli kepadanya dibandingkan mendatangi penjual dengan wajah “panas’.