Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rompi Kuning Sang Bidadari, Menyusur Masa Silam Koridor SMP Santa Angela

17 Juli 2016   15:42 Diperbarui: 17 Juli 2016   15:50 3024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu Sri guru bahasa Indonesia yang kalau mengajar sangat disiplin, angka ulangan sangat ketat, tapi kalau sudah ketemu  diluar pelajaran  sangat bersahabat. Ibu Rini, guru termuda yang smart dan cantik. Ibu Agnes guru Biologi favoritku.

Khusus tentang Ibu Rini, kami berhasil 'menculik'nya dari tempat beliau mengajar bimbel setelah pensiun. Ya ampuuuun,  usianya sudah 64 tapiseperti seumuran dengan kami, awet muda dan masih cantik. Rasanya tidak lengkap reuni sekolah tanpa guru yang menjadi bagian  masa perjuangan kami dulu.

Lorong senyap ini juga mengingatkan kami pada  Pak Toyo. Yang kalau mengajar agak kurang jelas. Beliau  guru biologi yang kalau praktikum tempatnya di lab bekas SKKP , pakai mikroskop dan bedah katak dan lainnya. Rasanya ribet sekali harus menggambar laporan pandangan mata dari mikroskop itu. Ternyata laboratoriumnya masih ada, malah jauh lebih canggih dan keren sekarang ini.

Dulu ruang ini tempat praktikum kami saat SMP. Praktikum Biologi mulai dari bedah katak sampai menggunakan mikroskop kami lakukan di sini. Ini lab tahun 2016. Dulunya bekas gedung SKKP
Dulu ruang ini tempat praktikum kami saat SMP. Praktikum Biologi mulai dari bedah katak sampai menggunakan mikroskop kami lakukan di sini. Ini lab tahun 2016. Dulunya bekas gedung SKKP
 Ibu Tini guru Ekonomi dan Koperasi  juga kalau mengajar suaranya pelan sekali seperti berbisik. Karenanya kelas menjadi sunyi, tapi tetap saja tak jelas apa yangbeliau ucapkan. Guru olahraga dan kesehatan ibu Sujimah .....  seruuu . Pelajaran P3k  yang kami pelajari banyak gunanya sampai hari ini.

Adalagi guru yang suka menghukum kalau kami gagal menjawab Fisika dengan benar, Pak Argon. Namun intinya setiap guru menginginkan siswinya jadi lebih baik. Lalu Pak Isnendro, guru kesenian yang satu ini familiar juga. Hanya aku suka bingung  dengan pelajaran musiknya.

Guru bahasa Inggris kami ibu Daim saat kelas 1 (sekarang kelas 7) dengan ciri khas gelungnya. Namun guru Bahasa Inggris yang mengajarnya sangat sistematis dan bikin paham  seluruh tenses adalah Ibu Evi. Beliau  rumahnya dekat rumah Inge Wibisono, di jalan Brantas Bandung.

Kalau Ibu Evi mengajar sambil bawa kaset lagu Inggris, duduk di bawah pohon Kiara Payung depan Rumah Supir dn sebelahan  Rumah Hitam, lokasinya di lapangan olahraga . Lagu yang diputarkan dari ABBA. Hasta Manana. “Where is the spring and the summer......,” Aduh semakin kangen sekali suasana masa silam. Ibu Evi yang baik hati selalu menyediakan waktu di rumahnya buat kami belajar tambahan, asli gratis tis tis,  tanpa  imbalan apapun. Duuuuh, masih ada tidak ya guru yang begitu sekarang ini?

Lapangan Olahraga , Bangsal dan  Rumah Hitam

Rumah Hitam? Betul di lapangan dulu ada bangunan berjajar. Rumah supir. Rumah Hitam yang biasa digunakan untuk kegiatan pramuka. Dulu kalau pramuka saat SD  suka menginap dan bikin api unggun. Walau seram tapi hebat mereka berani ya. Dindingnya dari papan-papan bercat hitam, seperti rumah-rumah mandor Belanda di perkebunan teh atau rumah jadul Belanda yang  mirip di Jalan Kiputih Ciumbuleuit. Dan dulu pernah ada ada di tikungan Jln Diponegoro – Jalan Dago/Ir H Juanda Kota Bandung. Yang sekarang jadi Ducomcell. Dulu bangunan rumah tinggal arsitektur heritage yang pernah digunakan untuk Butik Saphira dan Radio Lintas FM, lalu berubah menjadi  factory outlet dan akhirnya Ducomcell.

Rumah Berdinding kayu hitam. Untuk pramuka. Di sebelah barat lapangan olahraga Santa Angela. Foto tempo dulu .Tahun 1970an
Rumah Berdinding kayu hitam. Untuk pramuka. Di sebelah barat lapangan olahraga Santa Angela. Foto tempo dulu .Tahun 1970an
Di jajaran bangunan itu juga ada tempat kami waktu SD berlatih degung. Dipikir-pikir,  kok bisa kami masih duduk di kelas 4 SD main degung tanpa bantuan teks not , mengiringi para penari ketuk tilu kakak kelas kami. Atau mengiringi Rampag Sekar. Saat Malam Gembira. Malam Kesenian rutin ala sekolah kami. Kalau angklung kami main sudah dari kelas 1 SD.  Tapi degung baru kelas IV, dan perlu kekompakan. Team degung kami Lucia Masnur, Lissy, Eveline, Hetty , dan aku sendiri. Pembinanya guru kesenian Sunda Pak Ojo .

Kalau menyaksikan hamparan lapangan ini, jadi ingat waktu SD kelas 2, pernah ada pesta kebun. Lapangannya dihias pakai tutup bekas kemasan susu dan kulit permen yang diikatkan di benang-benang kasur terbentang melintasi lapangan , diikatkan ke tiang-tiang . aduhai cemerlang dan indahnya. Aku ikut tampil dalam Pencak Silat yang dibina oleh Pak Endi. Lalu secara massal dengan teman sekelas  tampil menyanyi sambil berbaris. Lagunya ,”Ngabaris beres niron tentara terus maju jalan tu dua tu dua. Ngelap-ngelap sang dwi warna,.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun