Akhirnya nasi liwet dalam panci liwet  tradisional tersaji di hadapan kami. Harum ikan nila bakar dan  teh tubruk panas ala perkebunan setempat melengkapi. Lalaban yang tadi baru dipetik langsung direbus tersaji bersama sambal.
Untuk melengkapi makan siang, menu wajib yang kami bawa dari Bandung,  karedok Leunca.  Ibu Yuyu membawa cobek, ibu Yasmin mengulek cengek,  garam,  bawang putih, kencur, gula  merah , terasi bakar dan asam. Leunca diaduk ke dalamnya. Dengan tambahan daun kemangi. Sempurnalah santap siang ala Priangan tempo dulu.
Buah kelapa muda yang baru dipetik turut menyemarakkan  gidangan yang tersaji di atas tikar.Rasa nasi liwet di sini memang istimewa. Gurih, tidak terlalu asin, dan tidak banyak  isinya. Hanya ada  serai dan daun salam. Tapi rasanya enak sekali. Nasinya pulen dan bisa dikepal.
Â
Waktu mau makan kami minta disediakan piring. Ternyata nampan bundar besar dari plastik itulah piringnya. Katanya , satu nampan bundar untuk berdua. Begitu biasanya. Kami terkejut . Maksudnya seperti gayamakan di Arab rupanya.Akhirnya kami  minta tambahan piring 3 lagi. Jadi  satu orang satu piring. Wayahna, yang kebagian nampan  harus menikmati nasi  di piring jumbo. Enaknya bisa makan dalam porsi lebih jumbo.... tapi waspada, usia di atas 50  harus direm sedikit menunya, nanti kolesterol atau gula darah naik.
Ketika akan pulang, nasi masih bersisa banyak. Ibu pemilik warung menyediakan  kertas bungkus dan plastik keresek untuk membungkusnya. Nasi liwet istimewa ini kami bawa pulang. Juga sisa lalaban segarnya.Siang itu juga  kami  meninggalkan kawasan Waduk Cirata, yang sarat dengan  kedamaian tradisi Sunda tempo dulu,  penuh  kesegaran baru. Lain waktu , jika berangkat bersama  keluarga, di sini banyak penginapan dan vila yang disewakan juga.
Bahkan ada rumah penduduk  dapat disewa untuk menginap.  Jangan lupa juga  untuk bawa oleh-oleh rambutan (jika sedang musim seperti sekarang), karena segar dari pohon langsung. Rasanya juga manis.  Semanis kenangan yang bakal kita bawa pulang setelah  berwisata di Waduk Cirata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H