Eh, pas sudah di depan Superindo, angkotnya nakal, malah berhenti di jalur cepat, tidak mau masuk jalur lambat karena macet, jadilah aku akhirnya menyeberangi jalur lambat..... Wah, seram, banyak motor ngebut.
Tetangga saya yang pernah ketabrak motor parah juga " begitu kerabat kami bercerita.
Â
Ya, begitulah, para ibu yang menyetir di jalan Soekarno Hatta Bandung, harus lebih sabar berbarengan jalan dengan gaya menyetir pengemudi mobil , motor dan truk-truk trailer dan angkot yang nyeleneh, atau akrobatik lautan motor, serta manusia yang menyeberang di mana saja, di sepanjang jalan..
Untungnya , bagaimanapun juga, akar budaya santun dan penuh kekeluargaan khas Sunda masih mengakar di sini. Kakak saya selalu cinta dengan tata krama Sunda yang ngangeni itu, apalagi dengan tradisi botram (makan bareng, bahasa Sunda) dan saling kirim masakan antar tetangga.
Sekarang di kompleks perumahan (ada di Soekarno Hatta bagian Timur) kerabat kami itu masih berlangsung. "Teteh.., apa tidak pusing menyetir di jalur yang keras begini?" kakak saya bertanya. "Mungkin, karena sudah biasa bertahun-tahun menyetir antar jemput anak.....Ya sudah biasalah,sudah kebal kaliii...," ia tersenyum.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H