Â
Ya ampun, kroudit sekali. Yang lebih membuat kakak saya soak adalah pengendara motor yang celaka dan terluka akibat motornya jatuh . Katanya gara-gara lubang di jalur cepat. Lagian motor pakai ngebut segala di jalur cepat, padahal rambu-rambu mengatakan motor dan angkot hanya boleh di jalur lambat, di jalur cepat pas kalau mau balik arah saja. Tapi banyak motor yang lewat jalur cepat.
Mobil kerabat kami juga khabarnya sering rusak gara-gara sering ketemu lubang di jalan. Belum lagi di dalam kompleks perumahan, lubang di jalanan ditambah dengan polisi tidur. Hanya saja di jalan Soekarno Hatta ini berarti harus waspada khususnya para motor.
Anak kerabat kami yang sudah kuliah dan naik motor, diwanti-wanti , jangan lewat jalur cepat, sebab kalau ketemu lubang bisa tak terkendali, kalau di jalur lambat, ketemu lubang semoga masih bisa diantisipasi karena lamban. Lagipula kata kerabat kami, anaknya harus juga dong terbiasa mentaati aturan. Jangan terbiasa menjadi pelanggar aturan. Di lalu lintaspun tampak mentalitas seseorang dari perilakunya.
Cerita lain adalah penyeberang jalan yang sepertinya kurang memahami, bahwa saat mobil sedang kecepatan tinggi , mendadak menyeberang. Memang ada zebra cross, tapi mereka harus tahu juga bahwa kendaraan bermotor itu daya remnya bisa berkurang jika mendadak berhenti di jalur cepat. Bahkan bisa terjungkal .
"Jembatan penyeberangannya kok hanya satu, padahal jalan Soekarno Hatta kan panjaaaang, " kakak saya kembali berkomentar.
"Tapi tetap saja ada kaum wanita yang tak mau menyeberang pakai jembatan, apalagi yang sudah tua, tak berani naik jembatan di Metro, habis tangganya curam. Pas sudah di atas, kendalanya pagar pengamannya kurang rapat. Kalau bawa anak kecil yang lepas dari angan orang dewasa bisa-bisa terjun bebas.
Untuk yang penakut, biasanya menghindari jembatan bukan hanya karena tangganya curam dan kurang rapat pagarnya, tapi juga banyak pengemis dan sesekali preman duduk di sini.....
Â
Aku punya cerita, pernah ke pasar Baru naik angkot, pas perjalanan pulang turun di depan Sangar Hurip, , aku tak berani menyeberang ke Metro naik jembatan, tapi lewat jalan raya juga takut. Akhirnya naik angkot Ledeng Margahayu Raya yang warna biru, jadi diseberangkan , karena angkotnya balik arah.