Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Tempo Dulu di Bandung (1) Dari Kawasan Sekitar Gedung Sate ke Jalan Sumatra

19 Agustus 2013   20:50 Diperbarui: 14 Mei 2019   12:56 2893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila lewat jalan Bahureksa ke arah barat, nantinya akan ketemu belokan ke kiri yakni jalan Trunojoyo. Di sana ada sekolah SD Santo Yusuf 1. Sebuah sekolah yang satu kompleks dengan SMP SMA TOP (St Aloysius) di jalan Sultan Agung.

Masih terbayang suasana hening khas permukiman di sana. Dulu kalau pulang jalan kaki senang lewat sini karena lumayan sepi jalannya. Terkadang mampir ke rumah teman SMP bernama Siska yang letaknya di Trunojoyo agak utara dengan tikungan Jalan Sultan Agung. Penulis juga suka melewati rumah teman sekolah wanita tapi beda kelas. Tak ada toko, tak ada restoran, yang ada melulu rumah tinggal.

Dari Jalan Trunojoyo ke arah bawah /selatan lalu belok ke kanan ketemu juga jalan Riau/RE Martadinata.

Yang penulis ingat waktu itu di jalan ini sudah ada Rumah Sakit Limiyati, ada pula Hotel Anggrek. Menjelang belok kiri ke jalan Sumatera yang penulis kenang saat itu adalah sejenis bangunan menara mini ada di sana. Atau mirip bunker air minum. Letaknya di lahan kosong. Sekarang sudah menjadi bangunan kantor Bank Permata.

Lalu saat berbelok ke kiri, di sebelah kiri berdiri juga hotel kecil bernama Hotel Soeti. (sekarang Hotel Santika) Di sana ada juga seorang teman sekelas kakak penulis bernama Sisil tinggal. Jika becak melaju ke arah selatan pemandangan di sebelah kanan juga rumah demi rumah.

Pemandangan favorit penulis salah satunya rumah yang terletak di sebelah barat dan menghadap ke timur. Rumah-rumah yang terletak di dalam sejenis kompleks. Hanya sebarannya unik, tidak ada lorong jalan . Seingat penulis ada teman SD penulis putri tentara yang tinggal di sana. Ada gerbangnya , pekarangan luas lalu rumah-rumah peninggalan Belanda memang ada di sana. Ada pohon besar yang meneduhi.

Namun selanjutnya bangunan–bangunan tadi diratakan dengan tanah, berubah menjadi sebuah hotel yakni Pakuan. Lalu berubah lagi menjadi BIP.

Becak melintasi perempatan jalan Aceh Sumatera. Ke arah selatan , di kiri jalan tampak keindahan Taman Lalu Lintas. Yang di awal dekade tahun 1970an sempat rada terlantar dengan rumput tinggi tak terurus. Sementara di kanan jalan (sebelah barat , menghadap timur) adalah jajaran kantor-kantor militer.

Taman Lalu Lintas 1974, Bandung Tempo Dulu
Taman Lalu Lintas 1974, Bandung Tempo Dulu
Menjelang lorong menuju gerbang sekolah, becak menepi ke kanan. Aduhai segar dan harumnya bunga-bunga yang berjatuhan dari dahan angsana. Lorong yang menuju gerbang sekolah diapit oleh kantor militer. Kantor militer yang di sebelah utara (kiri lorong) kerap menjadi tempat para siswa menunggu jemputan. Ada pohon besar di sana, dan dulu penulis dan teman-teman senang duduk di akar yang menonjol seraya berteduh. Sampai jemputan datang.

Lorong Kenangan dan Jalan Sumatera-Jalan Belitung

Masih terbayang di sepanjang lorong yang sudah ada pedagang jajanan seperti bandros dan comro. Ada juga penjual es lilin .Yang juga ramai diminati siswi adalah tukang mainan dan penjual buku tulis bergambar Koes Ploes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun