Mohon tunggu...
Muhammad Eko Purwanto
Muhammad Eko Purwanto Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa Program S3 Ilmu Hukum

Yang kusadari selama ini, bahwa menjadi seorang ilmuan adalah manusia yang mau dan mampu menenggelamkan diri pada apa yang diyakininya sebagai sebuah kebenaran. Dan, menjadi ilmuan harus siap hidup dalam kesunyian kepentingan, kesunyian dalam hasrat-hasrat politik dan ekonomi, maupun kesunyian dalam berbagai ambisi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengubah Pandangan Negatif tentang "Ego"!?

1 Juli 2023   00:02 Diperbarui: 1 Juli 2023   00:10 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Melalui pemahaman tentang perbedaan antara ego yang sehat dan berlebihan (egois), serta fokus pada pencapaian tujuan dan etika kerja yang baik, maka pandangan negatif tentang ego dalam bisnis dapat diubah menjadi pandangan yang positif dan memberikan manfaat bagi kesuksesan bisnis.

Banyak orang beranggapan bahwa ego yang sehat dalam bisnis adalah sebuah paradoks. Namun, studi kasus banyak menunjukkan sebaliknya. Salah satu contoh sukses bisnis dengan memiliki ego yang sehat adalah Apple Inc. CEO Apple, Steve Jobs, dikenal sebagai sosok yang memiliki ego yang tinggi dan agresif dalam bisnis. Namun, ia juga mampu mempertahankan kualitas dan konsistensi produk-produk yang dihasilkan oleh Apple.

Jobs tidak takut untuk menolak ide atau gagasan yang dianggapnya tidak sesuai dengan visi dan misi Apple. Namun, ia juga mampu mendengarkan masukan dan kritik dari timnya. Jobs memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam mengambil keputusan, namun ia juga mampu merangkul dan menginspirasi timnya untuk mencapai tujuan bersama.

Selain Apple, ada juga contoh sukses bisnis dengan ego yang sehat, seperti: Virgin Group milik Sir Richard Branson dan Tesla milik Elon Musk. Keduanya memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan agresif dalam mengambil risiko bisnis, namun juga mampu memimpin tim mereka dengan baik dan mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan.

Ingat !!!. Memiliki ego yang sehat tidak sama dengan menjadi egois atau meremehkan orang lain. Sebaliknya, memiliki ego yang sehat berarti memiliki kepercayaan diri yang seimbang dengan kemampuan diri sendiri, mampu mengambil keputusan dengan tepat, dan mampu memimpin tim dengan inspiratif. Studi kasus tentang kesuksesan bisnis dengan ego yang sehat, menunjukkan bahwa memiliki ego yang sehat dapat menjadi kekuatan dalam membangun bisnis yang sukses.

Mengakhiri, pembahasan tentang ego yang sehat dalam bisnis, ada beberapa saran yang dapat membantu seorang pengusaha dalam menjaga dan membangun ego yang sehat dalam bisnis. Pertama, penting untuk kita pahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Jangan biarkan kegagalan merusak ego kita. Sebaliknya, gunakan kegagalan sebagai pelajaran dan kesempatan untuk tumbuh. Kedua, penting untuk membangun tim yang kuat. Memiliki tim yang solid dapat membantu mengurangi tekanan dan beban kerja pada satu orang. Selain itu, dengan membangun tim yang kuat, kita dapat belajar dari satu sama lain dan memperkuat keterampilan yang mungkin kita tidak miliki sendiri.

Ketiga, jangan takut untuk meminta bantuan. Ada saat-saat di mana kita akan merasa lelah dan terlalu tertekan. Jangan biarkan ego kita menghalangi kita untuk meminta bantuan. Meminta bantuan dapat membantu mengurangi tekanan dan memberi kita waktu untuk merefleksikan dan memperbaiki diri.

Jadi, sebagai seorang pengusaha, kita harus ingat, bahwa ego yang sehat adalah kunci kesuksesan dalam bisnis. Dengan membangun dan menjaga ego yang sehat, kita dapat tumbuh sebagai pemimpin yang baik dan mengelola usaha kita, menuju sukses yang lebih besar. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 30 Juni 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun