Ada juga pelaku usaha yang bisnisnya tetap berjalan dan malah meningkat, karena mereka memang berada pada kategori bisnis produk yang dibutuhkan bagi masyarakat pada masa covid19 ini seperti pulsa dan data internet, makanan dan minuman, barang-barang kebutuhan sehari-hari dan berkaitan dengan kefarmasian.
Saya pun mengelompokkan kedalam tiga respon pelaku UKM terhadap krisis iin adalah collapse, survive dan growth. Collapse adalah kondisi pelaku UKM menyerah terhadap kejadian ini, tidak bisa berbuat apa-apa sampai saat ini.Â
Survive adalah kondisi pelaku UKM yang masih beroperasi seperti sedia kala, beroperasi apa adanya, atau malah banting stir dengan usaha dadakan tadi yang disebut diatas hanya sekedar bertahan hidup belum punya rencana kedepan bagaimaan. Terakhir adalah usaha yang Growth atau tetap bertumbuh ditengah wabah pandemi ini, omzet naik, penjualan positif, dan mendapat laba. Namun kategori ini amatlah sedikit jumlahnya.
Tentu kita harapkan kecekatan pemerintah kita didaerah dalam merespon permasalah UMKM. Ini adalah suatu tragedi kemanusiaan bukan lagi tragedi kesehatan semata. Penangan penegakan ketidak disipilinan terhadap pelaku UKM dengan mengusir mereka dari pasar, penyegelan toko dan jualan.
Adanya rencana stimulus bagi pelaku UKM sekitar Rp 123, 4 trilyun tentu hal yang baik, terpenting lagi stimulus itu tepat sasaran dan betul betul kawal dari korupsi dan penyalahgunaan dari oknum yang tidak bertanggung jawab.
Pemerintah harus lebih menekan rasa empati terhadap para pelaku UKM Ini. Membuka komunikasi yang cair dengan pelaku UKM dan dunia usaha merupakan langkah yang segera dilakukan.Â
Bersama-sama mencari solusi terhadap masa pemulihan ekonomi dimasa yang akan datang. Dalam rangka menyambut hari UMKM Internasional yang telah ditetapkan oleh United Nation (Persatuan Bangsa-bangsa) ditanggal 27 Juni sejak tahun 2018 lalu seharunya mendapat perhatian serius dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi didaerah.
Andi Nur Bau Massepe
ICSB Indonesia Chapter Makassar (City Cordinator)
Dosen FEB Universitas Hasanuddin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H