[caption caption="local champion"][/caption]
Masyarakat Ekonomi ASEAN telah otomatis berjalan begitu kita menginjak pergantian tahun 2016. Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara telah membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA Â merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Banyak kekhawatiran yang timbul seperti mampukah kita bersaing dan bersinergi dengan pelaku bisnis dan ekonomi dari negara-negara tetangga tersebut? Mampukah pengusaha lokal kita menjadi local champion (baca: juara lokal) menghadapi ekspansi perusahan-perusahaan negara ASEAN yang nantinya.
Menjadi local champion merupakan suatu keharusan bagi kita pelaku usaha di kota ini (makassar-red). Tantangan bagi pengusaha di daerah adalah memenangkan pasar lokal, menjadi perusahaan lokal yang terdepan, memiliki brand lokal yang menjadi preferensi utama bagi masyarakat kota ini, bukan milik perusahaan dari luar. Tulisan ini akan membahas beberapa contoh kasus perusahaan yang telah menjadi local champion di kota Makassar. Sebenarnya begitu banyak perusahan lokal yang ada dikota ini dapat kita sebut local champion, mereka menjadi juara di kandang sendiri dan kita harapkan tetap menjadi juara kelak.
Grand Clarion Hotel misalnya yang lahir di kota Makassar sebelum ekspansi di kota-kota lain menjadi local champion untuk industri perhotalan dikota Angging Mammiri ini. Keramah tamahan yang ditampilkan dengan sapaan khas Salama’ki merupakan local wisdom bagi budaya bugis Makassar sehingga pengunjung merasa seperti dirumah sendiri. Masyarakat pun memiliki persepsi yang positif bahwa hotel tersebut merupakan hotel terbaik dan bergengsei untuk menggelar event seperti pesat perkawinan dibanding hotel atau tempat lain di kota ini. Ini tercipta berkat kerja keras dan kepemimpinan yang kuat dari Anggiat Sinaga yang mampu menjaga kualitas pelayanan hotel berbintangnya.
Bosowa taksi merupakan taksi lokal pertama yang menghiasi jalan-jalan kota Makassar. Perusahaan Bosowa adalah miliki pengusaha bugis yaitu Aksa Mahmud merupakan perusahaan terbesar di wilayah ini. Bosowa Taksi mampu membuktikan bahwa merekalah perusahaan taksi yang paling juara di kota ini. Konsumen di kota Makassar menilai bahwa taksi dari Bosowa telah memberikan pelayanan terbaik sehingga tidak heran mereka berapa kali meraih penghargaan seperti Makassar Service Excellent Award (MSEA) dan penghargaan lainnya.
Harian Fajar dapat kita kategorikan sebagai market leader untuk industri surat kabar (media cetak) di Sulawesi Selatan. Oplah surat kabar harian ini telah mencapai diatas 35.000 ekslempar menjadi terbesar untuk wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan diluar pulau Jawa. Harian Fajar menjadi koran referensi utama bagi masyarakat di Sulawesi Selatan yang merupakan milik pengusaha Alwi Hamu ini. Kini Brand harian Fajar boleh dikatakan memiliki ekuitas mereka yang sangat kuat.  Fajar Group mendominasi industri media cetak di KTI dengan strategi bisnisnya membuat berbagai produk koran yang beragam untuk memenuhi segmen pasar yang berbeda dengan merek-merek koran berbeda yang kita kenal dengan Upeks, Rakyat sulsel, berita kota, dan beberapa merek koran lainnya. Tidak ketinggalan pulal membuat versi media online untuk memenuhi perkembangan era digital.
JILC merupakan bimbingan belajar (bimbel) juga merupakan asli buatan pengusaha lokal di kota ini. JILC mampu mengalahkan pesaing bimbel dari pulau Jawa seperti Primagama, Ganesha Operation, Sony Sugema College (SSC) dikota ini dari segi jumlah siswa dan pertumbuhan laba yang dihasilkan. Miswar atau yang lebih dikenal dengan Kak Mice mendirikan sekitar 24 tahun lalu mampu menghadirkan kualitas bimbel yang dapat diterima oleh siswa-siswa yang punya cita-cita untuk lulus SPMB di perguruan tinggi nasional yang top di Indonesia. JILC menggemas program-program pembelajaran yang kreatif dan tidak membosankan bagi siswa, dan mampu meningkatkan motivasi belajar dan daya juang siswa untuk lulus. Tidak heran secara fakta dilapangan lulusan siswa JILC yang paling banyak diterima di PTN favorit diseluruh Indonesia dibanding bimbel-bimbel pesaingnya.
Dibidang otomotif sebagai juara daerah muncul Brand Kalla Automotive sebagai salah satu group usaha milik Kalla Group. Dengan berhasil menguasai sekitar diatas 40% market share beberapa tahun berturut-turut dibanding merek mobil lainnya, akhirnya Toyota Kalla menjadi local champion didaerah ini. Kekuatannya adalah mampu membangun tim penjualan yang handal, Â menjalin hubungan baik dengan showroom sebagai partner utama dan memastikan kesempurnaan sales after service nya kepada pembeli adalah sesuatu yang sulit ditiru oleh pesaing-pesaingnya. Semua itu tercipta lewat kemampuan pemasaran yang handal dari Hariyadi Kaimuddin yang memastikan hal tersebut terwujud dengan baik.Â
Di Filipina, ketika saya mengikuti program sandwich untuk S3 beberapa tahun lalu. Saya mengamati untuk kategori fast food atau masakan cepat saji masyarakat disana lebih memilih Jollibee dibanding KFC atau MC Donald. Masyarakat Filipina bangga masuk di restoran buatan dalam negeri tersebut karena Jollibee memahami betul karakter konsumen mereka dengan menyajikan menu-menu lokal seperti sweet spaghetti yang sangat digemari oleh anak-anak Filipina dan terasa asing bagi orang luar. Program promosi pemasaran seperti iklan yang ditampilkannya pun sangat kental dengan nilai-nilai sosial dan budaya Filipina seperti hormat kepada yang lebih tua dan kesetiaan terhadap keluarga dengan menggunakan bahasa Tagalog (bahasa nasional negara tersebut).Â
Apa yang menyebabkan perusahaan-perusahaan tersebut menjadi juara lokal? Strategi bisnis apa yang mereka lakukan? Sebenarnya sederhana yaitu mereka memahami dengan baik keragaman potensi dan karakter pelanggan di daerah ini. Perusahaan local champion sangat  paham karena besar dan lahir di kota ini. Mereka paham betul kebutuhan, keinginan, dan hasrat terpendam (kita istilahkan sebagai anxiety dan desire) konten konsumen lokal. Pemahaman akan  kecemasan konsumen lokal akan suatu produk bahwa itu sangat penting bagi mereka. Mengenal dengan baik hasrat konsumen untuk  memilih Brand sebagai bagian yang mewakili status sosial tertentu. Itulah yang menjadikan mereka sebagai tuan rumah di daerah atau dinegera sendiri. Â
Pemaham yang baik terhadap siapa costumer segment (segmen pelanggan) dari bisnis kita adalah kunci utama keberhasilan dalam sebuah bisnis. Costumer segment dapat dipahami sebagai sekumpulan orang atau kelompok (organisasi) yang akan dilayani dan berpotensi memberi keuntungan. Umumnya pemahaman akan costumer segment dalam aktifitas pemasaran adalah membagi kelompok-kelompok konsumen yang berdasarkan kategori  tertentu seperti  kelompok perilaku,  profesi, umur, penghasilan,  geografi dan kategori lainnya yang memiiki kebutuhan dan keinginan yang berbeda. Â
Setiap kelompok konsumen tersebut memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda. Setiap kelompok membutuhkan intensitas pelayanan yang berbeda antara satu sama lain. Mereka memiiliki gaya komunikasi yang berbeda dalam menangkap pesan-pesan periklanan. Mereka memiliki persepsi akan suatu produk yang berbeda walaupun sebenarnya produk itu memiliki atribut yang sama untuk segmen yang berbeda. Mereka memiliki nilai-nilai sosial budaya yang berbeda satu sama lain, tidak sama dengan konsumen yang ada di Pulau Jawa atau negara ASEAN lainnya walaupun produk itu sama. Keberhasilan local champion mampu merespon semua itu dengan menjadikan produk dan Brand yang mengakomodir perbedaan tersebut sehingga merekalah yang dipilih oleh konsumen lokal bukan yang lain.
Bagi perusahaan lokal mereka tentu jauh lebih mudah membangun hubungan emosional yang baik dengan penduduk lokal dibanding perusahaan luar atau asing. Inilah yang harus menjadi kekuatan pengusaha lokal di daerah dalam menghadapi persaingan nanti. Kesuksesan local champion bila mereka mampu menangkap peluang dan mewujudkan keinginan dan kebutuhan konsumen melalui jasa atau produk mereka yang diciptakan sesuai dengan konten lokal dan nilai-nilai local wisdom yang ada.
Para local champion haruslah menyadari bahwa dari pelangganlah (costumer) bisnis mereka bermula dan eksis sampai sekarang. Nilai-nilai ilmu pemasaran mengajarkan  bahwa  alasan keberadaan sebuah perusahaan adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, dan pelangganlah  yang memberi kita keuntungan. Oleh karena itu tidak ada bisnis yang dapat hidup dalam jangka panjang tanpa memiliki basis pelanggan. Perusahaan dapat tumbuh terus bila dapat memuaskan pelanggan itu. Selamat menghadapi MEA. (email: massepe@gmail.com)
Penulis
A.M.Nur Bau Massepe
Dosen Pemasaran Magister Management FEB Universitas Hasanuddin
Tulisan ini dimuat di Harian Fajar edisi 4 januari 2016 link disini
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H