Mohon tunggu...
Masnunatul Masyiroh
Masnunatul Masyiroh Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

PIAUD '17 UIN Maulana Malik Ibrahim. Email: masyirohmasnunatul@gmail.com / twitter: @MasnunatulM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendisiplinkan Anak Tanpa Paksaan

28 Oktober 2019   05:47 Diperbarui: 18 November 2019   17:01 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak Akan Disiplin dengan Sendirinya

Menurut Charles Schaefer disiplin adalah sesuatu yang mencakup pengajaran, bimbingan atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa yang bertujuan untuk menolong anak belajar untuk hidup sebagai makhluk sosial dan untuk mencapai pertumbuhan serta perkembangan mereka yang optimal. 

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa disiplin merupakan kemauan dan kemampuan untuk berperilaku sesuai aturan yang disetujui kelompok yang muncul dari dalam diri tanpa adanya paksaan.

Oleh karena itu dalam mengajarkan disiplin sebaiknya tidak ada paksaan dari orang tua atau pun guru sebagai pemimpin, sehingga anak atau siswa akan berdisiplin karena adanya kesadaran dari dalam diri anak itu sendiri, bukan paksaan.  Dengan demikian maka anak akan dapat mengetahui dan tujuan dari disiplin adalah untuk kehidupan yang lebih baik dan berguna untuk kebahagiaannya sendiri, terutama karena berhubungan dengan keterampilan sosial dan atau konsep diri anak (self--esteem).

Tujuan disiplin untuk anak usia dini yakni untuk membentuk perilaku sedemikan rupa sehingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu yang diharapkan orang tua atau pun guru  dapat menerangkan terlebih dahulu apa kegunaan atau manfaat disiplin bagi anak sebelum mereka melakukan kegiatan pendisiplinan terhadap anak.  Hal ini dilakukan supaya anak memahami maksud dan tujuan berdisiplin pada saat mereka menjalaninya. Dan pada akhirnya hal tersebut akan berbuah manfaat yang positif bagi perkembangan anak itu sendiri.

Menurut Harlock agar disiplin mampu mendidik anak untuk dapat berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh kelompok sosial mereka, maka disiplin harus memiliki empat unsur pokok yaitu :

Peraturan

Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku, dimana pola tersebut ditetapkan oleh orang tua, guru atau teman bermain.  Tujuannya adalah untuk membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu.  Peraturan mempunyai dua fungsi yaitu 

a) Peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan pada anak perilaku yang disetujui anggota kelompok tersebut; 

b) Peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan.

 Agar peraturan dapat memenuhi kedua fungsi tersebut, maka peraturan itu haruslah dapat dimengerti, diingat dan diterima oleh si anak.  Anak kecil membutuhkan lebih banyak peraturan daripada  anak yang lebih besar sebab menjelang remaja anak dianggap telah belajar apa yang diharapkan dari kelompok sosial mereka. 

Hukuman

Hukuman berasal dari kata kerja Latin, punire yang berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan.  Walaupun tidak dikatakan, namun tersirat bahwa kesalahan, perlawanan atau pelanggaran ini disengaja, dalam arti bahwa orang itu mengetahui bahwa perbuatan itu salah tetapi tetap melakukannya. Tujuan jangka pendek dari menjatuhkan hukuman adalah untuk menghentikan tingkah laku yang salah.  Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk mengajar dan mendorong anak untuk menghentikan sendiri tingkah laku mereka yang salah. Hukuman merupakan salah satu unsur kedisiplinan yang dapat digunakan untuk membuat anak berperilaku sesuai standar yang ditetapkan kelompok sosial mereka.  Hukuman memiliki tiga fungsi penting dalam perkembangan moral anak, yaitu:

a) Menghalangi, hukuman dapat menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat. Contohnya bila anak ingin melakukan sesuatu yang dilarang oleh orang tuanya, ia akan mengurungkan niatnya karena ia mengingat hukuman yang pernah diterimanya ketika ia melakukan hal tersebut di masa lampau. 

b) Mendidik, Sebelum anak memahami konsep peraturan, mereka akan mempelajari manakah tindakan yang benar dan mana tindakan yang tidak benar. Hal tersebut dapat dipelajari anak melalui hukuman. Jadi mereka akan belajar dari pengalaman ketika menerima hukuman, apabila mereka melakukan hal yang tidak benar maka mereka akan mendapat hukuman dan bila mereka melakukan hal yang benar maka mereka tidak akan mendapat hukuman. 

c) Motivasi, Fungsi hukuman yang ketiga adalah untuk menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat. Pengalamannya mengenai akibat-akibat tindakan yang salah dan mendapat hukuman akan diperlukan sebagai motivasi untuk menghindari kesalahan tersebut. Bila anak mampu mempertimbangkan dengan baik tindakan yang akan mereka lakukan dan akibatnya, maka mereka dapat belajar memutuskan apakah tindakan tersebut pantas atau tidak dilakukan, dengan demikian mereka memiliki motivasi untuk menghindari tindakan yang tidak benar.

Penghargaan

Penghargaan berarti tiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik.  Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian, senyuman atau tepukan di punggung. Penghargaan mempunyai beberapa peranan penting dalam mengajar anak untuk berperilaku sesuai dengan cara yang direstui masyarakat yaitu : 

a) Penghargaan mempunyai nilai mendidik; 

b) Penghargaan sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui secara sosial. 

Apapun bentuk penghargaan yang digunakan, penghargaan itu harus sesuai dengan perkembangan anak.  Bila tidak, ia akan kehilangan efektivitasnya.  Dengan meningkatnya usia, penghargaan bertindak sebagai sumber motivasi yang kuat bagi anak untuk melanjutkan usahanya untuk berperilaku sesuai dengan harapan. 

Konsistensi

Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas.  Peraturan, hukuman dan penghargaan yang konsisten membuat anak tidak bingung terhadap apa yang diharapkan dari mereka.  Ada beberapa fungsi konsistensi yaitu : 

a) Mempunyai nilai mendidik; 

b) Mempunyai nilai motivasi yang kuat; 

c) Mempertinggi penghargaan terhadap peraturan danorang yang berkuasa.  

Anak yang terus diberi pendidikan disiplin yang konsisten cenderung lebih matang disiplin dirinya bila dibandingkan anak yang tidak diberi disiplin secara konsisten. 

Dalam menerapkan disiplin orangtua atau guru hendaknya menggunakan metode atau cara yang dapat menambah motivasi anak untuk berperilaku baik.  Jadi peraturan atau disiplin itu dilakukan oleh semua orang baik itu anak, siswa, orang tua ataupun guru.  Dalam menerapkan disiplin yang paling penting adalah tidak adanya sikap permusuhan, yang ada hanyalah keinginan untuk membentuk menjadi anak yang berguna dan baik.

SELAMAT MENCOBAA...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun