Mohon tunggu...
Masnunatul Masyiroh
Masnunatul Masyiroh Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

PIAUD '17 UIN Maulana Malik Ibrahim. Email: masyirohmasnunatul@gmail.com / twitter: @MasnunatulM

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kebiasaan Orang Tua Bermain Ponsel di Dekat Anak

14 September 2019   22:11 Diperbarui: 14 September 2019   22:21 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa akibatnya jika orang tua sering kali menggunakan ponsel saat bersama anak?

Menurut penelitian terbaru dari Current Biology (USA), orang tua yang sering menggunakan ponsel saat bersama anak dapat memengaruhi daya fokus anak. Mungkin Anda berpikir memeriksa e-mail atau membalas pesan WhatsApp saat bermain bersama anak bukanlah hal berbahaya sampai mengakibatkan kematian, tetapi Anda beresiko menurunkan daya fokus si kecil.

Menurut penelitian terbaru dari Indiana University, perilaku orang tua saat bermain dengan anak dapat memengaruhi perilaku anak. Dalam penelitian tersebut, para peneliti memasang kamera di kepala para orang tua dan anak-anak mereka yang berumur satu tahun untuk melacak gerakan mata. Masing-masing keluarga itu diminta untuk bermain secara bebas di dalam satu ruangan. Peneliti kemudian mengamati gerakan bermain dan pandangan mata dari orang tua dan anak. Secara keseluruhan, mereka menemukan tiga gaya bermain yang dominan dari para keluarga yang diteliti, yaitu:

1. Child-Led

shutterstock
shutterstock
Pada gaya bermain ini, orang tua membiarkan anak yang memimpin. Anak yang akan memilih mainan yang menarik perhatiannya, kemudian orang tua ikut bergabung. Cara bermain inilah yang paling memengaruhi secara positif terhadap daya fokus anak. Setelah anak dan orang tua memerhatikan mainan yang sama selama 3,6 detik, anak lebih mungkin untuk terus fokus pada benda tersebut, meskipun selanjutnya orang tua sudah tidak ikut bermain lagi.

2. Parent-Led

shutterstock
shutterstock
Pada jenis bermain ini, orang tua mencoba untuk mengontrol perhatian anak mereka. Orang tua mengulurkan mainan tertentu dan memberi nama pada mainan tersebut. Namun sering kali metode ini tidak berjalan lancar, karena tidak jarang anak-anak tidak memerhatikan, mata mereka malah berkeliaran ke langit-langit dinding dan atau ke belakang bahu orang tua mereka.

Lalu, bagaimana dengan orang tua yang suka bermain ponsel saat bersama anak?

3. Low-Engagement

kiranamu.blogspot.com
kiranamu.blogspot.com
Tipe gaya bermain dengan keterlibatan rendah ini biasanya melibatkan orang tua yang tidak antusias untuk ikut bermain dengan anak. Meskipun terlihat menjaga anaknya, orang tua sibuk dengan aktivitasnya sendiri dengan bermain ponsel atau menonton televisi. Ini adalah tipe bermain paling buruk untuk pengembangan daya fokus anak.

Para peneliti menemukan bahwa anak dalam keluarga yang tingkat keterlibatan bermain bersama anak rendah (low-engagement) memiliki daya fokus empat kali lebih rendah dibandingkan anak-anak dalam keluarga tipe child-led. Ketika orang tua tidak responsif terhadap perilaku anak, hal itu menjadi peringatan keras untuk masalah di masa depannya.

Meskipun perbedaan rentang perhatian orang tua dari masing-masing gaya bermain di atas hanya beberapa detik, penelitian ini dapat melihat perbedaan yang cukup signifikan setelah beberapa sesi bermain.

Berdasarkan penelitian Current Biology (USA) tersebut, anak-anak yang memiliki rentang perhatian lebih lama ketika usia bayi, cenderung lebih berhasil di sekolah kelak. Dengan demikian, diharapkan orang tua dapat bersungguh-sungguh saat bermain bersama anak, dengan tidak diselingi berbain ponsel, demi masa depan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun