Lalu ahli spiritual mengambil susuk dari telapak tangan calon pemakai dan memasukkannya ke lokasi tubuh yang dikehendaki.
Setelah itu akan terlihat bahwa titik tubuh terlihat agak bengkak dan berwarna kemerahan, dan berangsur pulih sebagaimana kulit yang lain, sebagai pertanda bahwa susuk sudah lebur ke dalam tubuh si pemakai.
Menurut Ki Ageng, ada pantangan yang harus ditaati oleh pengguna susuk. Antara lain tidak boleh dengan sengaja memakan pisang mas, tidak boleh kencing mengadap ke barat, tidak boleh berkata kotor, dan tidak boleh menyakiti orang lain dengan alasan apapun.
Biasanya orang yang melanggar akan menanggung akibatnya. Kulit tubuhnya akan rusak, karena susuk yang telah melebur ke dalam darah menjadi semacam senyawa yang tidak ada manfaatnya. Sehingga sering terjadi si pengguna susuk malah menderita akibat kelalaiannya sendiri.
Pemasangan susuk pada dasarnya adalah proses dematerialisasi yaitu peleburan dan pengiriman serupa material menjadi energi tidak kasatmata yang  ditransfer secara gaib kepada seseorang.
Sehingga seseorang yang dalam tubuhnya telah terpasang susuk, sudah seharusnya berhati-hati agar jangan sampai melanggar pantangan. Sehingga benda yang bersarang pada tubuhnya tidak kembali mengalami proses rematerialisasi  dan membahayakan tubuhnya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H