4. Keris  Jalak Sangu Tumpeng
Keris jenis ini melambangkan orang yang sudah berkecukupan dengan sandang pangan dan papan. Sehingga hidupnya tak lagi bergantung kepada orang lain karena telah memiliki segalanya.
Lebih lanjut, Ki Yono menyampaikan bahwa di dalam keris terkandung dia sapujagat. Kesempurnaan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat yang menjadi cita-cita semua orang.
Sehingga keris muncul dalam acara-acara tradisi Jawa semisal Temon nganten. Dimana pengantin pria, ayah mempelai, dan ayah mertua terselip keris di pinggang belakangnya dan dihiasi dengan untaian bunga melati.
Ini melambangkan panuwunan (doa) kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pengantin berdua bisa menjalani kehidupan yang mandiri, berkecukupan, dan mendapatkan kebahagiaan sebagaimana keharuman bunga melati yang menjadi hiasan keris.
Hari ini banyak orang berburu keris, sebagai koleksi ageman. Bahkan masih banyak juga orang yang mempunyai koleksi keris kuno yang usianya sudah ratusan tahun. Seperti misalnya pusaka-pusaka kerajaan.
Dan menyadari hal ini para empu dan seniman keris pun mencoba mengais rejeki dengan membuat keris-keris tiruan yang hampir mirip dengan aslinya untuk keperluan ritual dan upacara adat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H