Akan tetapi ini masa pandemi, Â di mana banyak restoran, Â warung makan, Â hotel, Â tempat wisata, pedagang warung tenda, menutup usahanya. Sehingga otomatis permintaan pasar sangat minim .
Bagi para petani cabai kondisi semacam ini memang dilema. Mereka harus segera memanen cabainya, segera menjualnya, dan tidak mungkin untuk menyimpannya.
Jadi apa boleh buat, meskipun dengan berat hati karena harga cabai yang sangat rendah, mereka harus tetap menjualnya. Sebab kalau hanya disimpan pasti akan busuk.
Beberapa petani ada yang menjemur hasil panennya agar bisa disimpan lebih lama,  tapi itu bagi mereka yang tidak membutuhkan dana segera.  Sedangkan para petani biasa seperti simbok mertua,  tak ada jalan lain kecuali dengan menjualnya meskipun harganya tak sesuai yang  diharapkan.Â
Berlalunya corona menjadi harapan mimpi bagi semua orang, Â termasuk petani kecil seperti simbok yang hanya bisa mengharapkan dari hasil pertaniannya.Â
Semoga corona segera berlalu, Â dan kehidupan berjalan normal kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H