Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tahun ini Tak Ada Perayaan Waisak di Borobudur

7 Mei 2020   05:16 Diperbarui: 7 Mei 2020   05:14 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengambilan air suci dari Temanggung| sumber detik.com

Apa yang  anda ketahui tentang Waisak?

Saya kebetulan punya kerabat orang Bejen,  sebuah dusun di kelurahan Wanurejo Kecamatan Borobudur.  Jadi setiap tahun saat puncak perayaan Waisak selalu menyempatkan pulang kampung ikut menikmati perayaan Waisak yang  dihadiri ribuan orang dari seluruh dunia. 

Dipastikan setiap acara puncak Waisak,  warga sekitar mendapatkan berkah dengan kedatangan tamu  dari seluruh dunia.  

Home stay, penginapan, dipastikan dipenuhi para tamu baik lokal maupun mancanegara,  di mana mereka datang ke Borobudur ingin mengikuti  acara puncak Waisak berupa arak-arakan membawa air suci dari mata Temanggung, dan Api Abadi dari Grobogan.

Setiap tahun upacara perayaan Waisak selalu  dipusatkan di Borobudur.  Acara ini tak hanya dihadiri oleh umat Buddha saja,  tapi juga wisatawan dari seluruh dunia. 

Waisak dirayakan satu kali setiap tahun di bulan Mei saat Purnama Siddhi,  sebagai upacara untuk memperingati 3 peristiwa penting dalam kehidupan Sidharta Gautama yang dikenal dengan Tri Suci Waisak

Pertama adalah kelahiran Pangeran Siddharta di Taman Lumbini tahun 623 SM. 

Kedua adalah pencerahan dimana Pangeran Siddharta menjadi Buddha di Bodhgaya pada usia 35 pada tahun 588 SM. 

Ketiga adalah wafatnya Buddha Gautama di Kusinara pada usia 80 tahun (543 SM).

Sebelum acara puncak  di Candi Borobudur sudah ada upacara sakral oleh para pemuka agama Buddha beberapa hari sebelumnya,  seperti memgambil air suci dari Jumprit Kabupaten Temanggung.  Air suci ini akan dikemas dalam 10.000 botol dan 70 kendi yang  kemudian disimpan di Candi Mendut,  sebuah kawasan candi yang  tak jauh dari Borobudur, sebagai unsur alam yang  penting untuk mengalirkan kebaikan. 

Pada hari  berikutnya adalah ritual menyalakan obor Waisak, di mana sumber apinya didapat dari Sumber Api Mrapen yang ada di Kabupaten Grobogan. Sejatinya api adalah sumber cahaya yang akan menghilangkan kesuraman,  dan cahaya penerang berupa pengetahuan dari gelapnya kehidupan.  Dan dengan api pula,  segala jenis kekotoran batin dihilangkan dengan cara membakarnya. 

Pindapatta  | sumber : suara.com
Pindapatta  | sumber : suara.com

Sebagai bagian ritual Waisak yang  lain adalah Pindapatta.  Berasal dari "panda" yang  berarti sepotong makanan dan patta yang berarti mangkuk. Dalam ritual ini para bikhu dan bikhuni akan berjalan dengan cara menunduk dan menerima pemberian makanan dari para jemaat budha dengan cara sukarela 

Pada hari puncak perayaan Waisak,  para Biksu dan jemaat Buddha akan berkumpul di Candi Mendut sejak pagi hari. Dari sini akan dimulai perjalanan dengan berjalan kaki menuju Candi Borobudur yang  melewati Candi Pawon,  Kali Elo,  Kali Progo. 

Dalam prosesi ini Obor Waisak,  air suci,  dan simbol-simbol Buddha lainnya dibawa ke area Candi Borobudur pada sisi sebelah barat. Perjalanan ini akan memakan waktu 3 jam,  dan selama perjalananan akan dilantunkan paritta yaitu bacaan kitab Suci Buddha yang  dibacakan oleh para bikkhu. 

Di pelataran Candi Borobudur di sisi barat,  berbagai persembahan yang terdiri dari bunga, lilin,  dan dupa milik para jemaat Buddha dihampar di depan patung raksasa sang Buddha. 

Kemagahan candi Borobudur akan semkin semarak dengan kehadiran cahaya lilin yang merupakan simbol dhamms, penghormatan terhadap sang Buddha dan kebijaksanaan.

Setelah lilin menyala, Ghata Visaka Puja akan dibacakan oleh para jemaat Buddha, dan dilanjutkan dengan pradaksina atau ritual mengelilingi candi Borobudur sebanyak tiga kali searah jarum jam dimulai dari sisi timur.

Akhir dari seluruh acara punck perayaan Waisak adalah pelepasan ribuan lampion dengan pendar nyala lilin di dalamnya.  Inilah yang  disebut lentera puja sebagai perlambang bagi seluruh semesta.  Sebelum lampion diterbangkan,  para jemaat akan menghaturkan doa dan harapan kepada Tuhan.  Para bhiksu akan memimpin kelompok-kelompok kecil para jemaat dan menyalakan sumbu di dalam lampion sebelum menerbangkannya hingga cahaya lampion memenuhi pelataran Candi Borobudur. 

Kesan sakral itu akan terasa pada semua jemaat dan para wisatawan yang  hadir.  Ribuan lampion yang  mengangkasa seakan menghantar doa dan harapan agar esok tercipta sebuah keharmonisan kehidupan dengan menerapkan kebijaksanaan. 

Waisak dirayakan secara besar-besaran pada bulan Mei tahun 2019 juga pada bulan Ramadan.  Bahkan menteri agama  RI Yang saat itu dijabat Lukman Hakim  juga hadir di Magelang ikut menyemarakkan suasana. 

Tahun 2020 ini terjadinya pandemi covid-19 mengharuskan semua orang melakukan physical distancing sehingga untuk memutus mata rantai persebaran virus.  Sehingga acara semegah Waisak di Borobudur tak bisa dilaksanakan. 

Meskipun pada dasarnya acara perayaan Waisak mendatangkan devisa yang tidak sedikit bagi Indonesia karena kedatangan peserta dari mancanegara.  Sebab perayaan Waisak di Borobudur dipromosikan juga ke seluruh dunia,  yang  menggairahkan semua sektor wisata.  

Waisak dan Ramadan adalah adalah dua peristiwa penting yang ada di Indonesia, di mana keduanya menghadirkan massa dalam jumlah besar.  Waisak mendatangkan turis,  Ramadan mendatangkan warga yang  mudik ke kampung halaman. 

Tahun ini,  Perayaan Waisak di Candi Borobudur ditiadakan, pemerintah juga meniadakan mudik sebagai upaya agar persebaran virus tidak berlanjut,  dan seluruh dunia kembali normal melakukan aktifitas seperti sedia kala.  

Tapi semangat pindapatta di hari Waisak dan semangat berbagi di bulan Ramadan harus tetap ada meskipun kedua acara itu tidak bisa diselenggarakan dengan pengerahan massa.  Sebab saat pandemi banyak orang yang membutuhkan uluran tangan untuk menyambung hidup. 

Selamat Hari Waisak 2020

Samber 2020 Hari 11

Samber THR

Sumber  1 2  3.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun