Pada hari  berikutnya adalah ritual menyalakan obor Waisak, di mana sumber apinya didapat dari Sumber Api Mrapen yang ada di Kabupaten Grobogan. Sejatinya api adalah sumber cahaya yang akan menghilangkan kesuraman,  dan cahaya penerang berupa pengetahuan dari gelapnya kehidupan.  Dan dengan api pula,  segala jenis kekotoran batin dihilangkan dengan cara membakarnya.Â
Sebagai bagian ritual Waisak yang  lain adalah Pindapatta.  Berasal dari "panda" yang  berarti sepotong makanan dan patta yang berarti mangkuk. Dalam ritual ini para bikhu dan bikhuni akan berjalan dengan cara menunduk dan menerima pemberian makanan dari para jemaat budha dengan cara sukarelaÂ
Pada hari puncak perayaan Waisak,  para Biksu dan jemaat Buddha akan berkumpul di Candi Mendut sejak pagi hari. Dari sini akan dimulai perjalanan dengan berjalan kaki menuju Candi Borobudur yang  melewati Candi Pawon,  Kali Elo,  Kali Progo.Â
Dalam prosesi ini Obor Waisak,  air suci,  dan simbol-simbol Buddha lainnya dibawa ke area Candi Borobudur pada sisi sebelah barat. Perjalanan ini akan memakan waktu 3 jam,  dan selama perjalananan akan dilantunkan paritta yaitu bacaan kitab Suci Buddha yang  dibacakan oleh para bikkhu.Â
Di pelataran Candi Borobudur di sisi barat, Â berbagai persembahan yang terdiri dari bunga, lilin, Â dan dupa milik para jemaat Buddha dihampar di depan patung raksasa sang Buddha.Â
Kemagahan candi Borobudur akan semkin semarak dengan kehadiran cahaya lilin yang merupakan simbol dhamms, penghormatan terhadap sang Buddha dan kebijaksanaan.
Setelah lilin menyala, Ghata Visaka Puja akan dibacakan oleh para jemaat Buddha, dan dilanjutkan dengan pradaksina atau ritual mengelilingi candi Borobudur sebanyak tiga kali searah jarum jam dimulai dari sisi timur.
Akhir dari seluruh acara punck perayaan Waisak adalah pelepasan ribuan lampion dengan pendar nyala lilin di dalamnya.  Inilah yang  disebut lentera puja sebagai perlambang bagi seluruh semesta.  Sebelum lampion diterbangkan,  para jemaat akan menghaturkan doa dan harapan kepada Tuhan.  Para bhiksu akan memimpin kelompok-kelompok kecil para jemaat dan menyalakan sumbu di dalam lampion sebelum menerbangkannya hingga cahaya lampion memenuhi pelataran Candi Borobudur.Â
Kesan sakral itu akan terasa pada semua jemaat dan para wisatawan yang  hadir.  Ribuan lampion yang  mengangkasa seakan menghantar doa dan harapan agar esok tercipta sebuah keharmonisan kehidupan dengan menerapkan kebijaksanaan.Â
Waisak dirayakan secara besar-besaran pada bulan Mei tahun 2019 juga pada bulan Ramadan.  Bahkan menteri agama  RI Yang saat itu dijabat Lukman Hakim  juga hadir di Magelang ikut menyemarakkan suasana.Â