Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Noktah Hitam di Hari Bumi

22 April 2020   02:00 Diperbarui: 22 April 2020   02:03 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 22 April diperingati sebagai hari bumi.  Bumi adalah planet di mana makhluk hidup bernama manusia berdiam diri.

Semua manusia hidup dan menggantungkan nasib di bumi, tempat tanah air dan udara sebagai sebuah sistem ekologi dinikmati.

Bumi adalah semacam ruang waktu yang tersekat diantara nafsu dan keinginan manusia.  Sehingga semakin lama fungsi yang seharusnya ada, mengalami depresi dan memukul balik pada manusia.

Tanah bumi ini pada awalnya subur,  tumbuh berbagai macam tanaman yang berguna bagi kehidupan manusia.

Tapi karena nafsu keserakahan,  tumbuhan bumi makin terdesak.  Hutan jadi pemukiman,  sawah ladang menyempit,  ekosistem  terganggu,  dan jadilah manusia penghuni bumi jadi korban keganasan alam.

Yang paling sering terjadi adalah banjir yang terus menenggelamkan,  karena manusia tak paham dengan jalannya air.  Ia akan menggenang bila tak dapat jalan. Dan mengalir ke tempat yang lebih rendah sebagai sunatullah yang ditetapkan kepada air.

Tidak adanya keseimbangan antara udara kotor yang menjadi polusi dan keberadaan hutan  sebagai paru-paru yang tidak seimbang. Menimbulkan berbagai penyakit  bagi manusia.  Sesak nafas,  gatal-gatal bahkan infeksi paru-paru akut.

Bahaya membuang sampah sembarangan dan sampah plastik  yang tak bisa membusuk terus menghantui dunia.  Sebab dengan sampah plastik,  tanah akan kehilangan kekuasaan dalam mengurai materi.  Sehingga struktur dan fungsi tanah tak lagi optimal.

Sampah-sampah plastik juga mengotori samudera. Sampah ini terombang ambing di tengah lautan luas,  dan mencemari.

Belum lagi tumpahan minyak dari pengeboran lepas pantai yang bocor,  sehingga tumpahan minyak membuat lingkungan tercemar.

Belum lagi pabrik-pabrik yang membuang limbahnya secara serampangan ikut berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan dan menyebabkan ekosistem berupa hewan dan tumbuhan terganggu.

Corong-corong asap pabrik juga memberikan efek pencemaran udara secara akut,  sehingga lapisan ozon menipis dan meningkatkan kerentanan bumi akibat efek rumah kaca.

Karbondioksida yang dikeluarkan oleh knalpot kendaraan bermotor juga menjadi tebalnya  kandungan timbal pada udara,  meskipun knallot tidak mengeluarkan asap secara langsung.  

Lalu apa yang bisa kita perbuat untuk mendukung hari bumi?

Keberadaan busway di Jakarta atau BRT di Semarang juga beberapa kota seperti Yogyakarta dan Solo yang telah menerapkan angkutan publik secara tidak langsung mendukung keberadaan bumi,  dengan menghemat bahan bakar dan meminimalkan emisi gas buang.

Pengurangan tas plastik dan bungkus plastik di super market dan minimarket juga dipandang penting untuk mendukung kelangsungan kehidupan bumi.  

Tinggal kesadaran kita secara pribadi-pribadi sebagai penghuni bumi.  Masihkah kita tetap menggunakan plastik dan membuangnya sampah sembarangan?

Berapa pohon yang sudah kita tanam untuk menyerap air. Dan sudahkah kita membuat biopori agar ada resapan air di sekitar kita?

Konon hanya 1% bagian air dari dalam bumi yang bisa dikonsumsi oleh manusia.  Bila sumber air yang ada tergadaikan untuk kepentingan sesaat,  maka bisa jadi ke depan kita akan benar-benar kehilangan air bersih.

Menjaga ekologi agar alam tetap seirama dengan kebutuhan manusia memang dibutuhkan upaya terus menerus tanpa henti.  Agar kesadaran sebagai  pemilik bumi ini tetap ada dan bertahan sepanjang masa

Selamat hari bumi 22 April 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun