Ada dua kepemilikan yang  sah dan tak dapat diganggu gugat,  dan akan dipertahankan oleh pemiliknya hingga direwangi toh pati.
Perjuangan untuk mempertahankannya tetap harus dilakukan meskipun nyawa taruhannya.
Pertama adalah kepemilikan istri. Â
Seseorang  yang telah secara sah memiliki seorang istri berkewajiban membela kehormatannya dengan cara apapun.
Istri dalam bahasa jawa adalah garwa dari keratabasa (akronim) Â sigarane jiwa. Istri adalah separuh jiwa, Â sehingga mempertahankan kehormatan istri berarti membela kehormatan diri sendiri.
Tak boleh ada orang lain yang  melecehkan atau merendahkan istri,  sebab bila itu terjadi akan mengakibatkan risiko yang  berat. Berhadapan dengan sang suami sang  istri bahkan seluruh  kawanan dari pihak suami
Baca juga: Negara, Rakyat, dan TNI Hakikat Pertahanan Negara
Troy adalah sebuah fim fiksi yang  diadopsi dari legenda Romawi. Perang antara Sparta dan Troy,  karena istri sang Raja Menelaus yang bernama Brises diambil paksa oleh anak Raja Troy yang bernama Paris  sehingga menyebabkan kemarahan dan peperangan dengan akhir cerita Troy hancur tak tersisa,  bahkan  kesatria Sparta bernama Achilles yang  konon ber-ibu manusia dan ber-ayah  dewa harus menemui ajal.
Seorang lelaki sudah semestinya berani melawan saat ada orang lain menggangu istrinya, Â misalnya meraba, Â memegang atau melakukan hal lain tanpa ada kepentingan atau bermaksud jahat.
Sadumuk bathuk bermakna satu sentuhan di dahi. Â Sebagai simbol bahwa harga diri perempuan harus dipertahankan walaupun hanya disentuh dahinya oleh lelaki lain.
Baca juga: Gempuran Covid-19 terhadap Pertahanan Negara
Meraba bathuk (dahi)  istri Yang dilakukan oleh orang lain adalah tindakan penghinaan, merendahkan, dan melecehkan yang  tidak bisa diterima.