Itupun masih membuat angka yang terjangkit setiap hari tetap menunjukkan peningkatan.
Bahkan hari ini ini sudah menginjak angka 3293 positif dan  280 pasien meninggal.
Bahkan kota Semarang,  khususnya kecamatan Tembalang tempat kami bermukim,  berada di urutan 1 terbanyak di seluruh kota Semarang dengan total pdp 61 orang.
Tapi apapun kondisinya, Â penanganan corona di Indonesia tetap lebih baik daripada Ekuador.
Jangankan Indonesia, Â Arab Saudi saja Yang sudah mendului melakukan lockdown total dan menutup Ka'bah, Â korban corona tetap berjatuhan di sana.
Sebenarnya kalau mau pemerintah bisa melakukan  Herd immunity agar ada proses alamiah di mana kekebalan kelompok akan terbentuk sehingga mengambat penyebaran virus dan melindungi kelompok lain yang lebih rentan. Karena vaksin corona belum juga ada maka Herd immunity  yang bisa diandalkan sehingga pada akhirnya hanya akan tersisa 1/3 populasi yang benar-benar immun dan kuat.
Saya bertemu dengan seorang perawat yang  bertugas di ruangan ICU sebuah rumah sakit pemerintah di Semarang.  Ia mengatakan bahwa tujuan para pasien covid-19 dirawat bukan sebagai cara menyembuhkan, akan tetapi lebih sebagai upaya perawatan dan pencegahan agar virus corona tidak menyebar.
Adapun pasien yang  sembuh biasanya orang yang  memiliki daya imunitas lebih kuat dan tidak menderita penyakit bawaan sebelumnya,  seperti darah tinggi, penyakit paru, jantung,  atau kanker.
Maka kita yang terlihat masih sehat sudah semestinya tunduk pada protokol kesehatan sebagaimana rekomendasi WHO dengan selalu cuci tangan, Â jaga kesehatan, Â keluar rumah menggunakan masker, Â dan melakukan pishical distancing agar terhindar dari paparan virus.
Sekali lagi,  yang  terjadi di Ekuador layak menjadi pelajaran berharga bagi kita,  bahwa pemerintah kita saat ini sedang serius dan berusaha keras agar masyarakat Indonesia keluar dari krisis yang mendunia berupa wabah corona.Â
Kita patut bersyukur  tinggal di Indonesia