Setiap lebaran, makanan yang menjadi klangenan saya adalah rica-rica buatan simbok. Lauk dari daging entog (itik) ini seperti membius sukma, menarik hati untuk dinikmati setiap tahun.
Sensasi rasa pedas, gurih, nikmat, serta serat daging menthok yang kenyal dan empuk, membuat rica-rica entog bikin nagih.
Biasanya simbok mempersiapkan 2 sampai 3 bulan sebelum lebaran. Beliau sengaja membeli di pasar 2-3 ekor enthok dan memeliharanya dalam kurungan.
Sisa makanan dan sampah organik dapur disiapkan untuk makanan entog selama pembesaran. Terkadang simbok juga membeli beberapa kilogram bekatul untuk persediaan.
Malam takbiran begitu kami sekeluarga datang, simbok menyembelih sendiri 1-2 ekor. Setelah dibersihkan, semua bagian tubuh enthok dicacah termasuk kepala dan kaki.
Malam itu langsung direbus, dan cara memasukkan daging ditunggu sampai air dalam panci mendidih terlebih dahulu. Simbok juga menaburkan sedikit garam untuk membantu proses kematangan.
Setelah air untuk merebus daging mendidih, simbok mematikan kompor dan membiarkan daging entog tetap berada di dalam panci.
Pagi hari sebelum subuh, simbok sudah mulai sibuk di dapur, menggiling bumbu rica-rica berupa bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, merica bubuk, cabe rawit, kunyit, dan jahe.
Aroma harum bumbu rica-rica yang digoreng tercium tajam dan membuat kami terbangun untuk giliran mandi.
Setelah bumbu berubah warna, simbok memasukkan semua daging cacah dalam wajan yang besar. Tak lupa memberinya tambahan garam, lengkuas, salam, sereh, daun jeruk, dan gula merah.
Saya tidak tahu mengapa simbok jarang menggunakan penyedap rasa, tapi aroma dan rasa masakan tetap menggoda. Sementara saya masak apa saja harus memakai penyedap rasa.
Rica-rica dibolak balik sebentar untuk meratakan bumbu, dan dimatangkan sempurna dengan api kecil.
Biasanya tak sampai 20 menit, proses memasak rica-rica sudah selesai dan siap untuk dinikmati.
Setelah rica-rica matang, simbok memberikan satu dua mangkok untuk saudara yang dekat. Serta membawa satu rantang ke masjid kampung untuk kenduri selepas sholat Iedul Fitri.
Baru kami menikmatinya setelah acara sungkem.
Rica-rica buatan simbok sudah saya nikmati sejak 20 tahun ini. Dan untuk lebaran kali ini, kami sekeluarga sepakat untuk tidak mudik. Kami yakin tetap sehat dan tidak masalah dengan kondisi kami.
Tapi saat lebaran kami tidak bisa menghindari saudara-saudara yang sudah sepuh dan lebih renta tertular.
Sebab meskipun pemerintah menangguhkan larangan mudik, kami tetap tidak akan mudik.
Karena kami khawatir menjadi carrier penyebaran dengan tanpa disadari.
Maafkan kami mbok.. Lebaran tahun ini kami tidak bisa menikmati rica-rica entog buatanmu, karena kami memutuskan untuk tidak mudik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H