Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Telur Paskah yang Hilang

21 Maret 2020   13:23 Diperbarui: 21 Maret 2020   13:35 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya saya sudah bercerita tentang  kehebohan Natal di  artikel Natal Kami tak Terlalu Istimewa.


Berkaitan dengan hari Paskah yang sebenarnya jatuh pada tanggal  12 April 2020, saya punya cerita yang menjadi kenangan indah bagi keluarga besar kami.

Pernikahan orang tua beda agama,  memunculkan anak-anak yang berbeda agama pula.  Sehingga saat ada hari raya keagamaan selalu semua terlibat dan merasakan kegembiraan bersama.

Idul fitri, idul adha,  paskah,  natal,  adalah milik bersama keluarga kami,  tanpa membedakan agama,  hanya caranya saja berbeda.

Saat paskah,  biasanya ibu dan anak-anak yang  nasrani berpuasa di hari kamis.  Lalu di gereja mereka mengadakan kebaktian secara marathon,  di hari jumat,  sabtu dan minggu.

Malam minggu biasanya ibu membuat beberapa puluh bungkus makanan kecil untuk dibagikan kepada anak-anak sekolah minggu,  serta merebus beberapa kilo telur ayam,  diwarnai dan dibawa ke gereja.


Terkadang kakak perempuan kami yang  tertua menghiasi kulit telur dengan cat warna warni,  serta menjadikannya seperti boneka mainan.

Terkadang saat malam minggu di gedung tempat kebaktian ada pemutaran Film Jesus of Nazareth dan saat anak-anak pulang menonton mendapatkan hadiah berupa bungkusan makanan dari gereja.

Atau terkadang setelah outbound  di hari  minggu,  ibu mengajak anak-anak untuk menonton aksi teatrikal tentang penyaliban Jesus di gereja terdekat,  tempat diselenggarakan acara.

Biasanya sudara-saudara saya  yang  nasrani pulang membawa bungkusan kue dan beberapa telur warna-warni.  Mereka bisa membawa telur lebih banyak karena berhasil mendapatkan telur dari para pembina gereja dan bisa mendapatkannya dari tempat persembunyian.

Yang paling menarik adalah saat mereka pulang,  ayah sudah siap dengan pisau kecil,  telur dengan cat warna-warni dikeluarkan isinya pelan-pelan,  dan hanya terluka sedikt saja. Lalu kulit telur yang sudah kosong ini oleh ayah kami diberi berbagai macam hiasan kertas warna warni,  dan jadilah sebuah mainan.  

Mainan berupa kulit telur ini,  kalau tidak diusilin orang akan bertahan sampai berbulan-bulan.  Tergantung di kaca ruang tamu,  depan rumah bahkan di kamar. Dan menjadi pengingat akan kebersamaan kami sekeluarga.

Tahun 2020 ini,  dunia sedang resah,  ditimpa sebuah sebuah musibah merebaknya virus corona. Kalau sampai  20 April 2020 nanti belum  juga reda,  mungkin semua acara keagamaan akan ditiadakan karena setiap kita harus menghindkan diri dari kerumuman.  

Pesta paskah secara seremonial mungkin akan ditiadakan,  tapi makna paskah sebagai wujud pengorbanan dan cinta kasih akan terus bergema di hati umat  Kristen seluruh dunia.

Meskipun kami sekeluarga tidak bisa lagi mendapatkan telur paskah, tangan-tangan kami tetap bersatu,  teriring dalam doa dan harapan sebagaimana makna telur akan munculnya sebuah harapan baru,  yang  lebih baik dari hari ini

Selamat Hari Paskah 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun