Yang paling menarik adalah saat mereka pulang, Â ayah sudah siap dengan pisau kecil, Â telur dengan cat warna-warni dikeluarkan isinya pelan-pelan, Â dan hanya terluka sedikt saja. Lalu kulit telur yang sudah kosong ini oleh ayah kami diberi berbagai macam hiasan kertas warna warni, Â dan jadilah sebuah mainan. Â
Mainan berupa kulit telur ini, Â kalau tidak diusilin orang akan bertahan sampai berbulan-bulan. Â Tergantung di kaca ruang tamu, Â depan rumah bahkan di kamar. Dan menjadi pengingat akan kebersamaan kami sekeluarga.
Tahun 2020 ini,  dunia sedang resah,  ditimpa sebuah sebuah musibah merebaknya virus corona. Kalau sampai  20 April 2020 nanti belum  juga reda,  mungkin semua acara keagamaan akan ditiadakan karena setiap kita harus menghindkan diri dari kerumuman. Â
Pesta paskah secara seremonial mungkin akan ditiadakan,  tapi makna paskah sebagai wujud pengorbanan dan cinta kasih akan terus bergema di hati umat  Kristen seluruh dunia.
Meskipun kami sekeluarga tidak bisa lagi mendapatkan telur paskah, tangan-tangan kami tetap bersatu,  teriring dalam doa dan harapan sebagaimana makna telur akan munculnya sebuah harapan baru,  yang  lebih baik dari hari ini
Selamat Hari Paskah 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H