Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Waspadai "Ketersinggungan" sebagai Alat Politik

14 Maret 2020   13:00 Diperbarui: 14 Maret 2020   13:18 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal semacam ini membuat orang-orang yang  yang punya kepentingan memanfaatkan situasi ini untuk memantik peluang.  Dengan memanfaatkan manusia-manusia yang sensitif dan mudah tersinggung.

Saya pernah mengalami sendiri berjualan di sebuah lapangan sepakbola,  kedua kesebelasan bermain  dengan bersih.  Tapi saat laga usai,  para supporter rusuh. Saling lempar batu dan botol mineral.  Bahkan di luar stadion terjadi  perkelahian masal. Konon peristiwa ini adalah dendam lama antara kedua supporter saat menyaksikan laga di kota lain. Seseorang berhasil memprovokasi dan terjadilah baku hantam tak terkendali.  

Beberapa waktu  lalu di kota kami  juga terjadi perkelahian antar pelajar.  Hanya dipicu oleh saling ejek,  seseorang sebagai provokator mengkoordinir lewat jaringan percakapan Watshap,  lalu terjadilah perkelahian pelajar.

Dalam cakupan yang  lebih  luas,  para politikus memanfaatkan rasa ketersinggungan untuk meraih simpati massa.  Kita masih ingat bagaimana tahun 2019 adalah tahun di mana demonstrasi marak di Jakarta.

Isu krusial yang mengarah pada pada inkamben gubernur Jakarta dimanfaatkan betul oleh orang-orang yang punya kepentingan.

Tersinggung,  merasa agamanya dilecehkan dengan ungkapan yang sebenarnya sudah diluruskan dengan mengadili orang yang memotong dan mengedit video aslinya.  Namun tetap saja,  rasa ketersinggungan tak pupus begitu saja.  

Sentimen ras dan agama makin menguat.
Masa berdatangan ke Jakarta mengusung pesan-pesan tersembunyi.
Yang nampak dipermukaan adalah pesan khusus untuk sang penista.

Pada korlap sangat pandai memobilisasi masa hampir dari seluruh Indonesia mengusung  pembelaan agama berdasarkan ketersinggungan.

Sebentar lagi Pilkada serentak akan digelar di Indonesia.

"Total daerah yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2020 sebanyak 270 daerah dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota"

Akan ada pergulatan,  polemik,  diskusi,  pertentangan,  dan tentu saja produk-produk emosional akan dipakai untuk mempengaruhi publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun