Seperti ayam-ayam saya yang  selalu mematuk ayam yang  lebih  kecil saat diberi pakan. Padahal di depannya tersedia makanan  yang  tidak hanya tersedia dalam satu tempat.
Dalam bisnis juga banyak manusia yang  bermaksud menguasai pasar. Memonopoli distribusi peredaran barang,  sehingga punya kewenangan mempermainkan harga suka-suka.
Manusia sering  lupa,  bahwa di luar dirinya ada orang  lain yang  membutuhkan  barang yang  sama.  Sebagai produk sebuah usaha,  atau juga sebagai pengguna.
Usaha mencari keuntungan sesaat dengan memanfaatkan sebuah momentum adalah sia-sia bila merugikan pihak lain.
Sebab memonopoli distribusi barang yang  sedang sangat dibutuhkan warga adalah tindakan illegal Yang memungkinkan pelakunya terjegal.
Kita tak bisa sera merta menyalahkan para penimbun barang. Karena mereka pintar membaca peluang.  Tapi melihat harga yang  ditawarkan dan ke mana mereka mengirimkan barang,  terlihat sangat jelas bahwa  bisnis  mereka sangat merugikan.
Merugikan orang  yang  sedang membutuhkan,  dan merugikan para pelaku bisnis yang  lain karena tak kebagian barang.
Sudah selayaknya dan sepantasnya bagi kita semua untuk melakukan usaha dengan cara benar  dan penuh kewajaran.  Sebab sebuah bisnis Yang tidak wajar akan menimbulkan kecurigaan dan bila tertangkap harus menanggung resiko  ditahan. Â
Dan selain kehilangan harta benda, para pelaku juga akan dipertontonkan secara publik sebagai  pesakitan. Â
Ia akan terpuruk dan menanggung malu karena ditahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H