Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bisnis dan Keserakahan akibat Corona

5 Maret 2020   13:14 Diperbarui: 5 Maret 2020   13:16 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti ayam-ayam saya yang  selalu mematuk ayam yang  lebih  kecil saat diberi pakan. Padahal di depannya tersedia makanan  yang  tidak hanya tersedia dalam satu tempat.

Dalam bisnis juga banyak manusia yang  bermaksud menguasai pasar. Memonopoli distribusi peredaran barang,  sehingga punya kewenangan mempermainkan harga suka-suka.

Manusia sering  lupa,  bahwa di luar dirinya ada orang  lain yang  membutuhkan  barang yang  sama.  Sebagai produk sebuah usaha,  atau juga sebagai pengguna.

Usaha mencari keuntungan sesaat dengan memanfaatkan sebuah momentum adalah sia-sia bila merugikan pihak lain.

Sebab memonopoli distribusi barang yang  sedang sangat dibutuhkan warga adalah tindakan illegal Yang memungkinkan pelakunya terjegal.

Kita tak bisa sera merta menyalahkan para penimbun barang. Karena mereka pintar membaca peluang.  Tapi melihat harga yang  ditawarkan dan ke mana mereka mengirimkan barang,  terlihat sangat jelas bahwa  bisnis  mereka sangat merugikan.

Merugikan orang  yang  sedang membutuhkan,  dan merugikan para pelaku bisnis yang  lain karena tak kebagian barang.

Sudah selayaknya dan sepantasnya bagi kita semua untuk melakukan usaha dengan cara benar  dan penuh kewajaran.  Sebab sebuah bisnis Yang tidak wajar akan menimbulkan kecurigaan dan bila tertangkap harus menanggung resiko  ditahan.  

Dan selain kehilangan harta benda, para pelaku juga akan dipertontonkan secara publik sebagai  pesakitan.  

Ia akan terpuruk dan menanggung malu karena ditahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun