Lalu datanglah Pak Burhan, Â lelaki tua pengusaha yang pernah jadi langganannya. Â Menawarinya untuk hidup berumah tangga.
Suzana diboyong ke luar kota. Â Tinggal di sebuah rumah kecil yang hanya ada dia dan pak Burhan. Â Belakangan diketahui, Â suzana hanya sekedar istri simpanan. Â Tanpa nikah tanpa ikatan.
Suatu hari datang seorang perempuan, Â mengaku sebagai istri pak Burhan. Ia marah-marah di rumah kecilnya dan melontarkan sumpah serapah. Â
Suzana dipaksa pergi.  Ia memilih kembali ke  kampung halamannya meskipun di sana sudah tidak ada siapa-siapa.
Usianya kini sudah 67 tahun, Â tak berdaya menghadapi keadaan. Â Tak ada sudara atau kerabat. Di rumahnya hanya berisi kasur buruk tempat ia melepas lelah.
Untuk makan sehari-hari ia harus rela mencari botol plastik dan kertas bekas, Â yang ia jual dengan hasil tak seberapa.
Terdengar suara cacing di perutnya  meronta,  ia segera mengambil karung  lalu pergi entah ke mana...
Kisah ini hanya fiktif semata, kesamaan nama, tempat, dan kejadian hanya kebetulan belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H