"Anake ben ora ndrindil mbak", maksudnya agar tidak terlalu sering melahirkan dan banyak anak mbak ..
Tapi jawabannya sungguh di luar dugaan.
"Saya tidak dapat ijin dari suami bu", jawab mbak Mirah pasrah.
Kang Karyo memang tipe lelaki teguh pendirian. Prinsip banyak anak banyak rejeki masih ia pegang erat.
"Selama masih bisa punya anak, mengapa musti dicegah pak Nawir, anak kan pemberian Allah, lha wong banyak yang tidak bisa punya anak sampai puluhan tahun kok kita yang dikaruniai kemudahan untuk bisa memiliki anak banyak malah dicegah", begitu kata kang Karyo berargumentasi saat kita bertemu di kegiatan kerja bakti di kampung kami.
Bahkan ia pun mengeluarkan dalil tentang "jangan membunuh anak-anakmu karena takut miskin"
Wah.. wah.. kalau sudah berhubungan dengan dalil agama saya menyerah. Sebab saya tidak mau keyakinan seseorang dengan agamanya terusik dan menjadi jarak hubungan tetangga.
Bahkan dengan bangga ia menyampaikan kepada saya bahwa anak-anaknya tak satupun diimunisasi.
"Itu pak Nawir, anak-anak saya tidak ada yang saya imunisasi, nyatanya mereka sehat-sehat saja", katanya sambil menuding ke 4 anknya yang berseliweran sekitar tempat kami mengobrol.
Dan saya pun makin diam. Tidak bereaksi apapun karena kalau saya jawab seperti yang menjadi pedoman saya soal imunisasi takut kang Karyo tersinggung.
Bahkan suatu hari Kang Karyo dalam sebuah obrolan  pernah mengatakan bahwa banyak orang yang hanya  memiliki satu anak, bahkan tidak punya anak sama sekali tetapi tetap miskin dan menjadi beban lingkungan.
Â
 Tapi ada juga orang dengan jumlah anak banyak, mereka terlihat hidup makmur berkecukupan.
Â
Memang di perumahan kami banyak warga yang memiliki anak lebih dari 7. Bahkan ada yang bisa memiliki anak 13 orang. Dan mereka memang orang-orang yang bisa dikatakan sebagai tokoh masyarakat yang ekonominya memang mapan.
Memakai alat kontrasepsi memang sebuah pilihan. Program pemerintah Keluarga Berencana tentu memiliki tujuan utama yang lebih penting dari sekedar menekan jumlah kelahiran.