Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mahalnya Cabai Kalah Populer dengan Wabah Virus Corona

30 Januari 2020   21:18 Diperbarui: 30 Januari 2020   21:38 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: bigmoonshine.com

Istri saya pulang belanja dengan muka cemberut. Uang belanja yang sedianya ia siapkan untuk membeli beberapa bahan, tak cukup, karena harga cabai yang membubung tinggi.

"Mosok lima ribu cuma dapat 6 biji", kata istri saya sambil menunjukkan sebungkus plastik cabai rawit merah.

Hari ini harga cabai memang sedang melambung. Untuk bumbu siomay saya harus sedikit menghemat cabai agar modal tetap berputar dan semua bahan bisa dibeli.

Setelah bertahan di harga Rp. 20.000/kg hari ini di pasar tradisional hari ini pedagang eceran menjual dengan harga Rp.100.000/kilogram.

Biasanya kalau cabai mahal, dinas terkait memberikan informasi pada khalayak. Bahkan kebaikan harga cabai muncul di tagar-tagar twiiter. Stasiun TV juga melakukan liputan khusus ke daerah-daerah penghasil cabai.

Saya sempat telpon ke simbok mertua di kampung, tanaman cabainya saat ini kondisinya banyak yang terserang penyakit. Bahkan penyakit yang membuat cabai tak bisa berbuah itu sudah terlihat jauh-jauh hari sebelum hujan datang. Banyak upaya sudah dilakukan untuk menanggulangi penyakit cabai. Tapi tidak berhasil.

Apa boleh buat, permintaan tinggi sementara stok sedikit membuat harga cabai di pasaran melambung tinggi.

Biasanya kalau pas panen cabai, simbok mertua dari Magelang sana membawakan kami beberapa puluh kilo untuk persediaan jualan. Tapi karena kali ini gagal panen simbok mertua tak membawakan cabai untuk kami.

Sebenarnya kalau pas harga tinggi dan panen berhasil, uang yang dihasilkan dari cabai cukup lumayan. Meskipun yang lebih banyak untungnya tetap para pedagang dan tengkulak.

Sebelum ini harga cabai di tingkat petani bisa menembus angka Rp. 35.000/kg, padahal sampai ke tangan konsumen bisa tembus Rp. 100.000/kg.

Tapi kata simbok tak apalah harga segitu, sebab ongkos angkutnya untuk bisa samoai ke kota juga mahal, selain tak mungkin juga dijual sendiri di pasar .

Harga cabai terkini sebagaimana dilansir detik finance dari pasar Jatinegara Jakarta

Cabai rawit merah
-Rp 95.000 - Rp 100.000/kg
Cabai merah besar
-Rp 95.000 - Rp 100.000/kg
Cabai keriting merah -
-Rp 75.000/kg
Cabai kriting jijau -
-Rp 25.000-26.000/kg
Cabai rawit hijau -
-Rp 50.000/kg

Saat ini penjual bakso, mie ayam, warteg, warung Padang, nasi penyet mulai mengurangi penggunaan cabai. Terbukti di warung-warung ini tak lagi ditemukan sambal yang pedas menggigit.

Mungkin demi efesiensi agar usaha tetap jalan, mereka harus bisa mengatur strategi. Antara lain dengan mengurangi penggunaan cabai, atau menggunakan cabai yang kualitasnya lebih rendah. Sebab cabai dengan kualitas lebih rendah harganya memang lebih murah.

Mewabahnya virus Corona di berbagai belahan dunia yang diduga berasal dari Wuhan China ini seakan menutup semua informasi tentang mahalnya cabai.

Dan orang-orang menganggapnya sebagai hal yang biasa tidak seperti tahun lalu. Atau mingkin kenaikan harga komoditas sudah dianggap biasa. Sehingga masyarakat tak terlalu memikirkan harga cabai yang semakin hari harganya semakin melonjak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun