"Warga di kampung ini satu RW pak", kata pak Yamto membuka pembicaraan.
Penduduk kampung Lamuk saat ini lebih kurang 210 Kepala Keluarga. Yang tinggal di wilayah 2 RW kelurahan Kemanggisan kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dan bertani menjadi mata pencaharian utama bagi penduduk kampung ini.
"80% beragama Budha pak", terang pak Yamto lebih lanjut.Â
Ada dua vihara yang ada di kampung ini. Satu yang berada di bawah naungan pak Yamto dan satu lagi di bawah, tapi sayang saya gagal menemui pengurus vihara yang berada di bawah.
"Sedang ke luar kota pak", terang salah seorang penduduk yang kami temui di jalan.
Di Lamuk juga ada satu gereja dan satu musholla, tentu dengan jemaat yang lebih kecil daripada jamaah Budha.Â
Dusun Lamuk tercipta sebagai dusun kesenian yang ada di Kabupaten Temanggung. Berbagai macam kesenian dari wayang, ketoprak, reog, Soreng, ada di dusun ini.
Acara merti desa setiap tahun selalu meriah. Dihadiri oleh seluruh warga desa dengan makan bersama di makam sebagai wujud Rasya Syukur dan mengingat para leluhur.Â
Sehabis acara makan bersama di makam bisanya dilanjut dengan pagelaran seni seperti reog atau wayang kulit.Â
"Setiap tahun kami datang ke candi Borobudur untuk mengikuti peringatan Waisyak", kata pak Yamto.
Pak Yamto menyampaikan, mungkin warga dusunnya yang paling banyak datang saat Waisyak.