Ikan-ikan kecil berkejaran diantara karang berlumut. Saya mencari wadah pop mie yang berserak di sepanjang panatai. Siput-siput kecil bergerak pelan di atas batu-batu kecil.
Menangkapi mereka  dan memasukkannya dalam wadah.
Saya jadi ingat car free day setiap Minggu pagi, ada penjual mainan yang manggadaikan makhluk  kecil ini. Mereka mengecat rumah siput warna warni, dan memaksa siput lain untuk menempati.
Rumah-rumahan aneka warna menjadi tempat singgah yang palsu bagi para siput mainan. Kalau beruntung mereka bisa melarikan diri dan hidup di got dekat rumah. Atau kalau kurang beruntung diterkam kucing atau mati dan jasadnya dibuang.
Mengamati bentuk siput yang beraneka ragam, membuat saya berfikir keras, bagaimana mereka bisa membuat rumah sebesar itu? Ruangan yang selalu tepat dengan badan mereka dan hanya menyisakan capit yang dilipat saat terlihat.Dan itu semua hanya urusan Sang Pencipta.
Menjelang sore, kami beranjak memacu motor tanpa henti. Hujan mengguyur deras dari Jepara sampai Semarang.
Basah kuyup kami di jalan tak bawa jas hujan lagi.
Tapi ini memang salah satu cara menikmati hidup. Hujan-hujanan di jalanan mumpung masih ada kesempatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H