Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Tradisi "Dokok" di Kampung Rejosari Meteseh Kota Semarang

9 Januari 2020   00:49 Diperbarui: 9 Januari 2020   00:50 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana hajatan di rumah pak Tain--dokpri

Dua karung beras, 20 kg gula pasir, dua bal mie kering, rokok dua slop, adalah barang-barang yang  biasa ia keluarkan. Ditambah uang minimal Rp.500.000 sebagai pelengkap.

Saat ia mempunyai hajat, maka seperti panen raya. Uang dan barang yang ia sumbangkan kepada para tetangga selama puluhan tahun, kembali seperti titipan yang dikembalikan kepada pemiliknya.

Negeri kita memang kaya akan tradisi sosial yang sangat unik. Satu sisi memang sangat membantu. Tapi pada sisi yang lain, dokok itu sangat memberatkan bagi orang yang saat mengembalikan sedang dalam kesulitan keuangan.

Maka untuk mengantisipasi hal semacam ini, warga yang hendak hajatan biasanya woro-woro 1-2 bulan sebelumnya. Agar orang yang dititipi siap dan tidak terbebani.

Bagaimana dengan tradisi di daerah anda ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun