Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Merayu Ikan di Laut Semarang

31 Desember 2019   12:20 Diperbarui: 31 Desember 2019   12:29 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Motor segera saya titipkan di parkiran pasar Peterongan, dan saya segera mencari alternatif angkutan lain untuk menuju lokasi. Sambil mengotak-atik gadget, saya berharap ada driver online yang mau menyambut order saya, sampai beberapa menit tak juga dapat driver. Bahkan taksi ofline yang biasanya berseliweran, pagi ini tak  ada satupun yang lewat.

Akhirnya lewatlah sebuah angkot, saya minta antar ke titik ini, dan saya kasih ongkos beberapa lembaran biru. Segera, penumpang lain diturunkan sembari memohon maaf dan angkot mengantar saya sampai Pos VII pelabuhan Semarang

"Terlambat 5 menit lagi saja, sampean tak tinggal", kata pak Haji. Mesin kapal sudah dinyalakan dan segera melepas tali pengait.
Dan perjalanan memancing penuh perjuangan ini dimulai.

Ratusan kapal  dan perahu kecil berjejer di bibir dermaga. Sepertinya ini adalah perahu-perahu yang biasanya untuk disewakan kepada para pemancing.

Kapal besar | dokumen pribadi
Kapal besar | dokumen pribadi
Angin bertiup sepoi, semakin ke tengah, kapal-kapal besar terlihat diam dalam satu titik. Dari bendera yang terpampang di atas dek, diketahui itu adalah kapal Jepang, China, Amerika, Belanda, bahkan kapal Korea. Sebagian besar adalah kapal logistik yang mengangkut barang eksport import.
Terlihat sebuah kapal besar seperti menerima muatan dari kapal-kapal kecil, apa ya yang mereka angkut?

Sepanjang perjalanan, kami juga bertemu dengan perahu-perahu nelayan lokal yang mau menepi. Dan juga rombongan kapal pemancing yang lain.

Perjalanan sekitar 20 menit, ada sebuah tanggul, sepertinya ini tanggul pemecah ombak yang dibuat beberapa ratus meter dari bibir pantai . Kami menjulurkan kail di sini mencari ikan ikan kecil untuk umpan memancing.

Perjalanan ke laut lepas | dokumen pribadi
Perjalanan ke laut lepas | dokumen pribadi
Beberapa jenis ikan memang menyukai ikan-ikan kecil,  tapi ada juga menyukai umpan hidup seperti udang.  Satu box strefoam berisi ratusan udang sebesar jari kelingking siap untuk mancing hari ini.

Setelah dirasa cukup, kapal makin ke tengah, melaju dengan kecepatan sedang, memecah ombak, terkadang harus sedikit jumping dan bergoyang kiri kanan.

"itu tempatnya sudah terlihat", kata pak Haji.Terlihat sebuah penanda bergoyang mengikuti irama ombak.

Semacam bendera kuning dari plastik yang ditancapkan ke pelampung dan ada tali yang dikaitkan di dasar laut, maka penanda itu tidak bergerak ke mana-mana.

"Ini rumpon", tambah pak Haji. "Di bawah sana sedalam ratusan meter teronggok sebuah kapal pengangkut genting dari Semarang, mengalami kerusakan mesin dan tenggelam di dasar samodera. Ongkos pengambilan kapal yang diperkirakan lebih besar dari harga kapal dan barang yang diangkut. Maka kapal itu dibiarkan  begitu saja.

Tapi posisinya berada jauh di area lalulintas kapal besar, jadi lokasi ini aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun