DI SANDERA KATA KOPI
Terlalu ramai kata-kata dikepala,
mamaksa mengeluarkan serangkaian diksi
Saat tergenggam pena,tumpahlah sebagian tinta,
Meninggalakan jejak-jejak yang kau baca saat ini
Semua bertanya-tanya kapan tiba waktunya ?,
Mulainyapun tak tahu,akhirnya apalagi...!
Semua seakan berkompetisi atas kuasa,
Antara cinta dan nafsu berkompromi,
Saling menguasai
Azazil dan keluarga besarnya pun ikut lomba,
Atas nama cinta dan agama,hingga akhir nanti
Ada yang berusaha bersaing dengan-Nya Sang Maha segalanya,
Namun berakhir dengan kenangan dipuji jua dicaci-maki
Tuna pancaindra,padahal hati dan jiwanya sehat semua
Tuna wisma menurut pemikirannya,padahal masih di Bumi
Entahlah....! sang penyairpun hanya berusaha meraba-raba
Beragam bahasa Sang Maha segalanya tertulis disini
Dimanapun,kapanpun semesta tak henti sebut nama-Nya
Hanya saja manusia tertipu pancaindranya sendiri
Bukan sajak ataupun puisi,bernada nan berirama
Bukan pula syair,kata-mutiara atau bijak apalagi
Cuma pengertian orang pinggiran kota gila kata
Sudah lama di sandera Banda-Naira tanpa kopi
05:05 W.I.T. Â BANDA-NAIRA 15-08-2021