Atas nama cinta dan agama,hingga akhir nanti
Ada yang berusaha bersaing dengan-Nya Sang Maha segalanya,
Namun berakhir dengan kenangan dipuji jua dicaci-maki
Tuna pancaindra,padahal hati dan jiwanya sehat semua
Tuna wisma menurut pemikirannya,padahal masih di Bumi
Entahlah....! sang penyairpun hanya berusaha meraba-raba
Beragam bahasa Sang Maha segalanya tertulis disini
Dimanapun,kapanpun semesta tak henti sebut nama-Nya
Hanya saja manusia tertipu pancaindranya sendiri
Bukan sajak ataupun puisi,bernada nan berirama
Bukan pula syair,kata-mutiara atau bijak apalagi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!