Perjalanan pulang dari puncak terasa lebih ringan. Sebab, jalan yang di lalui menurun. Hanya saja kaki terasa bergetar menahan berat badan sendiri. Juga tak hentinya kami berpose, seperti Mus yang berpose merentangkan kertas bertuliskan "I love you bla bla bla...." Sampai beberapa kawan yang berpose dengan alasan mengganti Display Picture (DP) di akun social media mereka. Segala ke-kocak-an, ke-koplak-an menjadi tawa lepas bagi kami tiada hentinya. Semua terekam bersama hangatnya mentari yang sudah mulai terik.
Pendakian itu bukanlah menjadi babak akhir, melainkan babak awal bagi kami, khususnya saya yang berniat mendaki Gunung Rinjani ataupun menepati janji bersama kawan di Bandung dan seorang kawan di Jember, menjejakkan kaki di Puncak Semeru, Malang. Pergasingan adalah sebuah pengalaman yang bisa menambah wawasan, sekaligus menjadi salam penutup untuk hari libur kami, kawan sekampung yang akan melanjutkan rutinitas kami kembali seperti hari-hari sebelumnya.
Â
TAMAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H