Sekarang saya ingin memberi sedikit masukan sederhana, sangat sederhana sebetulnya, karena singkong juga cuma barang sederhana yang diolah oleh orang-orang sederhana dan banyak dinikmati oleh masyarakat sederhana.
Kuncinya ada pada pengambil keputusan tentunya, tapi bagaimana caranya?
Tolong Pak Jokowi bilang pada organisasi-organisasi penikmat singkong, bahwa mereka harus segera mengkampanyekan "Tepung Desa", artinya semua produk tepung harus dilakukan oleh petani dan atau kelompoknya melalui badan resmi yang ditunjuk seperti BUMDesa, di desa dimana terdapat sentra-sentra penanaman singkong. Tidak perlu hingga produk final, cukup produk setengah jadi.
Tolong Pak Jokowi bilang ke perusahaan-perusahaan besar pembeli singkong segar, untuk menghentikan atau setidaknya mengurangi kapasitas pembelian singkong segar, dan sesegera mungkin membangun industri pengolah produk singkong setengah jadi.
Tolong PakJokowi bilang ke para profesor untuk lebih intensif turun kepetani melakukan pembinaan metoda tanam yang produktif, kalau perlu atau mungkin sebaiknya menjadi kewajiban pemerintah, apa yang dilakukan oleh para ahli itu dibiayai pemerintah.
Logikanya, kalau produktivitas tinggi akan dapat menurunkan harga singkong segar, tapi tidak mempengaruhi penghasilan petani. Lantas dengan pengurangan kapasitas pembelian singkong segar oleh perusahaan besar yang dialihkan ke pembelian produk setengah jadi, akan membuat panen raya di sentra singkong dapat terkendali dan termanfaatkan dengan baik tanpa campur tangan para spekulan. Manfaatnya akan dinikmati langsung oleh petani, kelompok tani dan usaha-usaha yang dibangun di desa.
Pertanyaan besarnya........Sudah siapkah kita?
Jawaban saya : SUDAH
-----
Mohon tambahan pencerahan bagi yang lebih ahli.