"Kau bebas melakukannya, tapi Ayah ragu, apakah mampu menjadikanmu gundik". Ah..!! aku terheran sendiri dengan keberanianku.
"Ayah hanya merindukan putri kecilku yang rewel, cerewet dan bandel, Ayah sudah punya cinta, sudah seribu samudra dengan gelombang ganas kami arungi, dan Ayah tak akan menghianatinya. Ayah hanya ingin kau miliki jiwa yang kuat meski kau berada di atas arang yang membara panas. Ayah hanya ingin cita-cita kalian itu tak ada di hatimu".
Keke masih terdiam dalam keraguan dan aku pun terdiam dalam sebuah tekad, untuknya, untuk masa depannya.
--------
Dan jam dinding memisahkan kami
tapi aku mulai melihat pelangi di sudut matanya yang kemarin masih seganas serigala malam. Dan hidangan penutup, berakhir sia-sia.
--------
: moko, 3/3/12
Aku ingin sesekali orang tidak mencibir pada niat baik, meski saat ini niat baik mungkin hanya sampul dari tumpukan pisau-pisau tajam yang siap menyayat ketidak sempurnaan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H