Mohon tunggu...
Masluh Jamil
Masluh Jamil Mohon Tunggu... Lainnya - Satu diantara ribuan kompasianer

masluhj@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Gagal Paham, Saatnya Jadi "Komunikator Sejati"

10 Januari 2015   13:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:26 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia hidup, tidak bisa dipisahkan dengan berinteraksi terhadap sesama. Berkomunikasi adalah salah satu sarana untuk berinteraksi dengan kawan maupun saudara. Namun, tak jarang dalam berinteraksi mengalami beberapa permasalahan. Rasa kurang percaya diri, belepotan saat berbicara, atau justru tidak paham betul apa yang dibicarakan menjadi ganjalan. Lebih parah lagi, tidak bisa memulai suatu pembicaraan.

Pada akhirnya, kita dituntut melakukan intropeksi diri. Mencari jawaban atas permasalahan yang ada. Adakah yang salah dengan diri kita? Bisa jadi, bukan "maksud" kita yang kurang bagus. Akan tetapi, cara kita menyampaikan yang menjadi masalah.

Hal tersebut mengingatkan kepada kita, betapa pentingnya kemampuan berkomunikasi secara tepat. Tidak dipungkiri, selama hayat masih dikandung badan, kemampuan berkomunikasi masih dan sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan kehidupan.

[caption id="attachment_389742" align="aligncenter" width="560" caption="Butuh penyegaran dalam berkomunikasi | gambar: eMJe |"][/caption]

Komunikasi merupakan ilmu yang diperlukan setiap orang. Laki-laki maupun perempuan, anak-anak sampai orang dewasa. Tidak peduli apapun pangkat jabatan maupun profesinya. Mulai presiden sampai pengamen, atau direktur sampai batur.

Bahkan, bayi pun melakukan komunikasi. Saat bayi menangis, itu merupakan cara baginya untuk berkomunikasi dengan orang tuanya. Kalimat itulah yang membuat saya tersentak tidak hanya memahami, tapi juga harus paham akan pentingnya arti komunikasi.

Buku yang terbagi menjadi 9 (sembilan) bagian ini, mampu menguraikan arti komunikasi. Tetapi yang lebih penting adalah, buku ini mengurai bagaimana cara berkomunikasi. Tidak hanya itu saja. Melalui buku ini, pembaca dituntun untuk dapat membangun percaya diri, serta menciptakan pribadi yang karismatik.

Seperti pada bab 2, akan diajari bagaimana teknik berkomunikasi yang baik. Salah satu tekniknya adalah "tahu kepada siapa anda menyampaikan informasi". Misalnya saja, tidak mungkin berbicara masalah ekonomi global kepada anak kecil, atau kepada orang yang tidak memahami masalah perekonomian.

[caption id="attachment_389743" align="aligncenter" width="560" caption="Rehat membacanya | gambar: eMJe |"]

14208442851515676885
14208442851515676885
[/caption]

Awalnya, pembaca akan diberikan pemahaman terlebih dahulu tentang komunikasi. Siapa tak kenal, maka tak sayang, begitu kira-kira maksud sang penulis. Sehingga kedepan, saat membaca buku ini, akan jauh lebih mudah diserap karena sudah mengenal sejak awal.

Bagian yang paling saya sukai adalah pada "Kumpulan Tips". Secara visual, bagian ini dilengkapi dengan gambar dan point-point penting. Sehingga menimbulkan kesan dan daya tarik tersendiri dalam membacanya.

[caption id="attachment_389744" align="aligncenter" width="560" caption="Kumpulan tips | gambar: eMJe |"]

1420844504506219060
1420844504506219060
[/caption]

Secara bertahap, pembaca dituntun untuk mulai mempraktekkan bagaimana menjadi komunikator yang handal. Dijelaskan juga bahasa tubuh yang akan menunjang dalam berkomunikasi.

Apabila memang masih belum cukup membaca buku, pembaca dapat mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh sang penulis. Sebagai bonus, buku ini memberikan bonus voucer diskon pelatihan yang dapat ditemukan didalam bukunya.

[caption id="attachment_389745" align="aligncenter" width="560" caption="Bonus Voucher | gambar: eMJe |"]

14208445351525526544
14208445351525526544
[/caption]

Kang Muchlis, tamatan The London School of Public Relations ini sempat menjadi reporter sebuah acara musik di ANTV. Beliau sudah mengajar public speaking sejak tahun 2003. Tiga tahun berturut-turut ia dipercaya menjadi instruktur public speaking Pelajar Pelopor Keselamatan Tingkat Nasional, Dirjen Perhubungan Darat, Kementrian Perhubungan. Jadi tidak salah, apabila belajar dari seseorang yang berpengalaman, seperti kang Muchlis.

Secara umum buku setebal 144 halaman ini sudah bagus. Penataan teks dibuat menarik sedemikian rupa, sehingga tidak membosankan. Jenis dan warna huruf pun dibuat hidup sehingga lebih menarik. Karena dimensi buku lebih kecil, --jika ditaruh di rak buku-- buku ini akan kalah ukuran dengan buku-buku yang lain. Mungkin ada maksud dimensi buku dibuat lebih kecil, supaya pembaca dapat lebih mudah dibawa dan dibawa kemana saja.

***

[caption id="attachment_388016" align="aligncenter" width="560" caption="The Art of Communication | gambar: eMJe |"]

1420244828602040057
1420244828602040057
[/caption]

Judul Buku: The Art Of Communication: Menjadi Pribadi Hebat dengan Kemampuan Berkomunikasi
No. ISBN: 978-979-709-669-4
Penulis: Muchlis Anwar
Editor: Muhamad Ilyasa
Penerbit: Bestari, Jakarta
Tanggal terbit: Nopember - 2014
Jumlah ketebalan: 144 halaman
Jenis Cover: Soft Cover
Dimensi(L x P): 15 x 16 cm
Text: Bahasa Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun