Mohon tunggu...
Maslihatun
Maslihatun Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya Maslihatun, guru di salah satu SMK di Kota Slawi, Kab. Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Saya mengajar mata pelajaran Informatika. Saat ini saya sedang mengikuti Pendidikan Guru Penggerak bagi Calon Guru Penggerak Angkatan 10 Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah. Besar harapan saya dengan membuat blog ini saya bisa menyelesaikan tugas pada kegiatan tersebut dan menyalurkan bakat saya di bidang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

30 Maret 2024   21:27 Diperbarui: 30 Maret 2024   21:33 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Suwardi Suryaningrat atau yang lebih kita kenal dengan nama Ki Hajar Dewantara (KHD) merupakan Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia yang berkontribusi melalui pemikiran-pemikiran beliau di dunia pendidikan. Dia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Taman Siswa memberikan kesempatan pada pribumi untuk memperoleh pendidikan seperti para priyayi maupun orang-orang Belanda.

Beberapa dasar pendidikan yang dikemukakan KHD diantaranya;

1. Menuntun

"Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat”

(KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraph 4)

Menuntun itu berdampingan, hanya 1 tangan yang dipegang. Tangan yang berpegangan saling memberi penguatan. Artinya saat menuntun ada proses berpegangan yang saling menguatkan menuju ke tempat atau arah yang lebih baik. Begitu juga dalam Pendidikan seorang guru menuntun murid dengan membersamai proses yang dilalui murid dengan menerapkan semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo artinya guru di depan menjadi contoh atau teladan bagi murid, Ing Madya Mangun Karso artinya di Tengah-tengah guru harus bisa menyemangati, memberi ruang murid untuk berinovasi, serta Tut Wuri Handayani artinya di belakang guru harus bisa mendorong murid untuk terus semangat belajar, berkarya dan berinovasi untuk bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia makhluk Tuhan YME maupun anggota masyarakat.

2. Kodrat Anak – Merdeka

Maksud pengajaran dan Pendidikan yang berguna untuk perikehidupan Bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat)

(KHD – Pendidikan dan Pengajaran Nasional, Desember 1928)

Bahwa manusia Merdeka adalah yang hidupnya lahir atau batin tidak bergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.

Artinya bahwa Pendidikan dan pengajaran sebagai sarana untuk membuat manusia menjadi Merdeka secara lahir bebas dan secara batin mandiri sehingga murid bisa menentukan tujuan mereka sendiri.

Kodrat Anak – Bermain

Bermain adalah salah satu kodrat anak. Pemikiran KHD setelah mengamati anak-anak bermain adalah dalam diri anak sudah ada pikiran-perasaan-kemauan-tenaga (cipta-rasa-karsa/karya-pekerti) dan dalam bermain itulah semua yang ada pada anak dapat berjalan dengan baik. Sehingga permainan anak dapat menjadi bagian pembelajaran di sekolah. Seperti permainan Congklak (Jawa Tengah) merupakan permainan yang mengolah pengetahuan metematika dan strategi untuk memenangkan permainan.

3. Pendidikan yang Berpihak pada Anak

“Bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati anak, bukan untuk meminta sesuatu hak, melainkan utnuk berhamba pada sang anak” (Ki Hajar Dewantara, 1922).

Maksud dari berhampa pada sang anak bukan beratti kita menuruti segala kemauan anak akan tetapi kita semurni-murninya dan seikhlas-ikhlasnya untuk bisa mengajar dan mendidik anak. Hal ini selaras dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

4. Bukan Tabula Rasa

“Anak bukan kertas kosong yang bisa Digambar sesuai keinginan orang dewasa” Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar-samar. Tujuan Pendidikan adalah menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya. (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan)

Bagaimana menebalkannya? Menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks diri anak dan sosio-kultural/budaya artinya kita tetap menuntun anak sesuai dengan kodrat mereka (kodrat alam dan kodrat zaman) tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya sekitar.

Dan KHD berpesan Pendidikan adalah tempat persemaian benih- benih kebudayaan. Kebudayaan dan Pendidikan adalah satu kesatuan yang utuh. Kebudayaan yang dimaksud adalah sebuah peradaban, sebuah cita-cita Masyarakat yang ingin kita bentuk sebagai sebuah bangsa, mimpi kita sebagai bangsa, itu semua kita semaikan benihnya, kita mulai kerjakan, dari apa yang kita kerjakan di Pendidikan.

5. Budi Pekerti

“Budi pekerti, waak karakter adalah bersatunya (perpaduan harmonis) antara gerak, pikiran dan perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat” (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.6, paragraph 3). Bahwa perpaduan harmonis cipta, rasa, karsa/karya serta pekerti akan menghasilkan keseimbangan (keselarasan) hidup. Seperti seni gamelan Dimana terdapat berbagi jenis alat music dengan berbagai ukuran, bentuk yang menghasilkan bunyi yang berbeda-beda seperti gong, bonang, kendhang, saron, kempung, gambang slenthem dan sebagainya tetapi saat alat musik tersebut dimainkan dengan baik akan menghasilkan suara yang indah dan menenangkan hati pendengarnya.

6. Petani

Menurut KHD guru itu seperti petani yang hanya dapat menuntun tumbuhnya jagung, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman jagung, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya. (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.2, paragraph 1). Artinya guru akan berusaha menuntun murid untuk menjadi sesuai kodrat mereka dengan memberikan motivasi, masukan-masukan, solusi suatu permasalahan yang dihadapi murid sehingga mereka menjadi manusia yang baik dan siap terjun di tengah masyarakat.

Pada awalnya saya berpikir bahwa murid bisa dibentuk sesuai dengan keinginan kita sebagai guru, mau dijadikan apa, diperintah seperti apa adalah tugas murid untuk mematuhi selagi tidak bertentangan dengan agama dan norma yang berlaku, pembelajaran yang tepat adalah pembelajaran yang dapat selesai tepat waktu dan materi yang tuntas tanpa memandang bagaimana ketercapaian murid pada materi tersebut.

Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang filosofi pemikiran KHD dan berbagai pengalaman berharga sebagai rangkaian perjalanan KHD dalam memperjuangkan Pendidikan di Indonesia membuat saya sadar bahwa murid adalah lembaran yang masih samar-samar dan tugas guru untuk menebalkan lakunya untuk berbuat terbaik sesuai dengan kodrat anak, dengan tetap memperhatikan hak anak untuk medeka dan bermain sehingga mereka bisa menggunakan cipta, rasa, karsa/karya serta pekerti mereka untuk pembelajaran bersama guru yang sakan menuntun mereka kearah yang lebih baik. Pembelajaran adalah saat dimana murid dan guru bisa berinteraksi dengan baik, menyenangkan, menghasilkan sesuatu yang kreatif dan inovatif dan memberikan nilai lebih untuk masa depan mereka.

Hal yang dapat segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD adalah dengan menjadi guru yang menuntun murid dalam pembelajaran, mengarahkan, membersamai dan memberikan petunjuk dalam mereka belajar dengan tetap menghargai kodrat mereka untuk merdeka belajar dengan cara mereka masing-masing, kodrat anak untuk bermain dengan tetap mengingatkan akan pentingnya tugas dan tanggungjawab untuk mereka selesaikan. Menerapkan semboyan KHD Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, supaya tercipta pembelajaran dan pengajaran yang bisa memanusiakan manusia. Belajar untuk bisa menghamba pada anak dengan maksud yang sebenarnya, semurni-murninya, tulus ikhlas untuk mengajar dan mendidik murid dengan baik. Semoga terwujudkan apa yang saya harapkan.

Salam Guru Penggerak

Tergerak, Bergerak, Menggerakkan

Maslihatun

CGP Angkatan 10 SMK Negeri 2 Slawi

Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun