Mohon tunggu...
Maslani SPd
Maslani SPd Mohon Tunggu... -

Pendidik di SMPN 4 Pelaihari , Kabupaten Tanah Laut., Kalimantan Selatan. Memulai menekuni menulis artikel secara rutin sejak tahun 2013, khususnya artikel yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Beberapa tulisan artikel terbit di koran lokal Kalimantan Selatan, baik koran Banjarmasin Post maupun Radar Banjarmasin.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Perpustakaan dan Minat Baca Generasi Milenial

4 Desember 2018   09:30 Diperbarui: 15 Desember 2018   19:58 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca dan menyimak berita koran Banjarmasin Post, Minggu, 2 Desember 2018, pada halaman 3, dengan judul berita " Pengunjung Perpustakaan Tertarik Wifi Gratis". Dalam berita awalnya disebutkan, minat baca warga Tapin mengunjungi perpustakaan semakin meningkat. 

Ini berarti minat baca warga Tapin semakin baik. Jumat (29/11) di dua perpustakaan Tapin milik Pemerintah Daerah Tapin itu selalu terisioleh pengunjung, ada yang sekedar mampir membaca buku dan koran, ada yang datang meminjam buku dan juga menjadikan tempat diskusi.

Menyimak berita koran tersebut, bahwa kehadiran perpustakaan pada era milenial ini harusnya mampu beradaptasi dan bersinergi dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sangat pesat. 

Ketika perpustakaan dapat berdaptasi dengan bersinergi dengan kemajuan teknologi tersebut, maka menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk mengunjunginya. Salah satu bentuk adaptasi dan sinergi tersebut seperti menyediakan wifi gratis bagi para pengunjung perpustakaan.

Tertariknya masyarakat mengunjungi perpustakaan,  merupakan salah satu prestasi yang patut diberikan apresiasi kepada pengelola perpustakaan pada era melinial ini, karena mampu mengakomodir kepentingan generasi milenial. 

Kehadiran perpustakaan dengan inovasi yang mampu mengakomodir keperluan generasi milenial dengan berbagai fitur dan kecanggihan di dalamnya, maka akan menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah perpustakaan.

Sebagaimana dimaklumi, bahwa perpustakaan daerah pada umumnya dikelola oleh tenaga yang bukan pada keahliannya atau bukan tenaga pustakawan. 

Kebanyakannya mereka tenaga administrasi perkantoran yang  ditugaskan di perpustakaan tersebut, sedangkan tenaga pustakawan masih sedikit, atau bahkan tidak ada samasekali.  Kondisi inilah yang menjadi penghambat perubahan dan perkembangan perpustakaan menjadi lebih maju dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi.

Membangun perpustakaan yang mengkuti selera dan gaya hidup generasi milenial,  dselain dengan menyediakan wifi gratsis, maka perlu juga disediakan perpustakaan digital. 

Perpustakaan digital adalah organisasi yang melakukan kegiatan memilih, mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan koleksi digital.

Perpustakaan digital menjadi sebuah keniscayaan yang patut untuk dipikirkaan dan diwujudkan dalam waktu yang akan datang sehingga perpustakaan yang selama ini menjadi tempat yang'wajib' disinggahi untuk mencari buku yang berkualitas tetap menjadi alternatif pilihan utama oleh kalangan remaja dan pemuda karena wajah dan layanan perpustakaan yang beradaptasi dengan perkembangan zamannya.

Generasi melinial  adalah kaum  muda yang dinamis , sehingga aktivitas mereka perlu diapresiasi oleh semua pihak agar tidak menjurus ke arah negatif, terlebih lagi di perkotaan. 

Perpustakaan dapat mengambil peran yang tidak sekedar tempat untuk mencari buku atau membaca, tetapi melalui berbagai kegiatan kreatif yang dirancang perpustakaan dapat menarik pelajar, remaja  dan pemuda untuk datang ke perpustakaan. Misalnya dengan lomba atau bentuk kegiatan lain yang diminati oleh kalangan generasi mienial.

Kegiatan perpustakaan perlu segera dibenahi agar dapat  menampung aktivitas dan kreativitas kalangan generasi milenial yang beragam dan bervariasi. 

 Menyediakan layanan wifi gratis sebagaimana diberitakan oleh koran Banjarmasin Post di atas,  merupakan salah satu upaya pengelola perpustakaan untuk dapat menarik minat baca kalangan generasi melinial. 

Sementara itu, tidak kalah pentingnya adalah pola pelayanan di perpustakaan perlu juga untuk menyesuaikan dengan kehidupan dan gaya generasi milenial.

Kenyataan yang kita lihat dan rasakan selama ini, pola pelayanan di perpustakaan masih bersifat'tradisional' ,kaku, dan terkesan kurang empati dengan pengguna perpustakaan itu sendiri. 

Kalau selama ini  yang datang ke perpustakaan adalah mereka yang memang memerlukan perpustakaan itu sendiri, sehingga mereka 'pasrah' saja dengan sikap dan perilaku pelayan perpustakaan. 

Sikap dan perilaku petugas perpustakaan  perlu berubah dan lebih mengedepannya pelayanan yang prima, terlebih kepada mereka yang masih' elergi' dengan perpustakaan. Tidak apalah melayani pengguna perpustakaan seperti layaknya di hotel berbintang,  dengan sikap dan perilaku yang ramah, senyum, bersahabat, dan tanpa pilih kasih. Semoga .

###1279###

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun