Mohon tunggu...
Maskur Abdullah
Maskur Abdullah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Trainer

Jurnalis dan trainer, tinggal di Medan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Air Hujan Masuk," Teriak Penumpang Bus Damri Mebidang

4 Maret 2018   04:12 Diperbarui: 4 Maret 2018   05:27 1393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Air hujan masuk," teriak seorang penumpang, yang langsung berdiri dari tempat duduknya. "Pak sopir, ini bocor dari atas, air hujannya masuk," lanjut laki-laki berkulit gelap tersebut.

Penumpang bercelana potong ini,  sebelumnya duduk menyamping di kursi paling ujung sebelah kanan, di dalam bus Damri Trans Mebidang (Medan -- Binjai Deliserdang), Sabtu siang (3/2/2018). Saat itu, bus berwarna biru ini dari arah Pusat Pasar Medan, melintas di sekitaran Amplas Medan, menuju Lubukpakam, Deliserdang.

Saat itu, penulis juga menumpang bus yang sama, menuju Lubukpakam, Deliserdang. Penulis duduk di bangku paling belakang, menghadap ke depan, sehingga melihat kejadian tersebut. Memang tampak, air hujan menetes deras di beberapa titik, jatuh di atas kursi penumpang, dan sebagian jatuh ke lantai bus.

Tetesan air hujan jatuh di kursi penumpang, dan merembet di lantai bus Damri Trans Mebidang. (Foto/Maskur Abdullah)
Tetesan air hujan jatuh di kursi penumpang, dan merembet di lantai bus Damri Trans Mebidang. (Foto/Maskur Abdullah)
Penulis naik dari halte di Jl.SM Raja Medan, persis yang berada di depan Ramayana atau seberang Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIKP) Medan. Kira-kira bus baru berjalan 15 menit, hujan lebat pun mengguyur. Awalnya masih aman-aman saja. Tapi saat posisi bus berada di sekitar jalan layang Amplas, air hujan mulai menetes, Semakin lama semakin deras tetesannya.

Heran juga, pikir penulis, soalnya bus Damri Trans Mebidang ini baru sekitar akhir tahun (bulan Nopember) 2015, beroperasi. Baru sekitar 2 tahunan, kondisi bus sudah bocor di sana-sini ketika hujan. "Bapak lihat itu, lantainya saja sudah jelek begitu. Sudah kurang terawatt," ujar Irwan, penumpang yang duduk di sebelah penulis.

Cara Mengemudi Kurang Nyaman

Sepanjang perjalanan, sopir bus Damri Mebidang ini sering kali menginjak rem secara tiba-tiba, menyebabkan para penumpang bergoyang. Terutama penumpang yang berdiri, bisa-bisa terlempar, bila tidak berpegangan kuat pada tali gantungan pengaman.

Sang sopir semakin menjadi-jadi, ketika posisi bus sudah melewati daerah macet (keluar dari kota). Bus berjalan lebih kencang, seperti terburu-buru. Suatu kali, ketika bus berada di sekitar Tanjungmorawa, para penumpang sempat berteriak, saat sang sopir tiba-tiba membanting stir ke kanan, menghindari pengendara sepeda motor. Setelah itu sopir tetap tancap gas, seperti ingin mengejar suatu.

"Benar-benar gak nyaman pak. Belakangan ini para sopirnya agak ugal-ugalan begini, padahal dulu gak begini," kata penumpang wanita yang duduk di sebelah kiri penulis.

Para penumpang bus, terutama yang berdiri, sesekali terguncang saat sopir yang membawa bus dalam kecepatan tinggi, kemudian tiba-tiba menginjak rem. (Foto/Maskur Abdullah)
Para penumpang bus, terutama yang berdiri, sesekali terguncang saat sopir yang membawa bus dalam kecepatan tinggi, kemudian tiba-tiba menginjak rem. (Foto/Maskur Abdullah)
Secara kebetulan, penulis juga bertemu dengan seorang penumpang bus Damri, jurusan Medan -- Bandara Kualanamu. Tak jauh berbeda, kondisi bus yang ditumpangi Reza, nama penumpang tersebut, juga mengalami kebocoran saat hujan lebat mengguyur siang itu.

"Air hujan masuk om," ungkap Reza, lelaki yang bekerja di sebuah perusahaan bubur kertas (rayon) di Porsea tersebut. Menurut Reza, cara sopir mengemudikan bus juga membuat penumpang kurang nyaman. "Malah tadi bus kita sempat senggolan dengan angkot, karena sopir kita ngerem tiba-tiba," lanjutnya.

Setahu penulis, bus Damri Trans Mebidang, yang berada di bawah tanggungjawab Perum Damri ini,melayani penumpang untuk Koridor I (Medan-Lubuk Pakam) dengan rute, (berangkat); Pusat Pasar, Jalan Asia, Jalan Pandu, Jalan Sisingamangara, Jalan Medan, Tanjung Morawa, dan Terminal Lubuk Pakam. Untuk rute kembali; Terminal Lubuk Pakam, Jalan Sisingamangaraj, Jalan Rahmadsyah, Jalan Sutomo, Jalan MT Haryono dan Pusat Pasar.

Sementara itu Koridor II, Medan-Binjai, rute (berangkat); Terminal Binjai, Jalan Medan, Binjai, Jalan Gatot Subroto, Jalan Kapten Maulana Lubis, Jalan Raden Saleh, Jalan Balai Kota, Jalan Bukit Barisan, Jalan Stasiun KA, Jalan MT Haryono dan Pusat Pasar. Untuk rute kembali; Pusat Pasar, Jalan Sutomo, Jalan Prof. M. Yamin, Jalan Putri Hijau, Jalan Guru Patimpus, Jalan Gatot Subroto, Jalan Medan, Binjai, dan Terminal Binjai.

 Semoga saja tulisan ini bisa memberi masukan kepada manajemen Perum Damri di Suamtera Utara. Kita berharap,  kualitas pelayanan transportasi publik yang nyaman, seperti didambakan masyarakat, benar-benar dapat terpenuhi. Semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun