Nah, saat naik TransJ itulah, jantung saya berdegup kencang. Saya baru ingat, begitu menjadi pangsiunan, saya tidak mempunyai power bank lagi. Saya lihat hp sudah hampir low bat. Lalu saya mencoba menjapri keluarga di tempat tujuan.Â
Qadarullah, sampai saya turun dari TransJ HP saya mati dan respon dari keluarga pun belum saya dapatkan. Setelah mendapat nikmat kemudahan menikmati moda-moda transportasi publik di Jakarta tanpa mengeluarkan uang sepeser pun, saya tidak dapat menggunakan hp. Jangankan  untuk memesan taksi on line,sedangkan untuk mengetahui alamat tujuan saja, saya belum dapat info, karena baterai hp saya habis. Ini musibah namanya.Â
Berjalan, sudahkah jarak masih jauh, tifak tahu pula alamat yang hendak dituju. Istigfar.
Alhamdulillah, ada tampak warung sate kambing di tepi jalan arah ke komplek temoat tujuan. 'Sate kambing, ini makanan kesukaan saya. Insya Allah di sana, nanti saya dapat meminta bantu untuk mencharge baterai hp.' Pikir saya.
Hikmah dibalik musibah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H