Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aksi Pujangga Halim

8 Juni 2021   06:12 Diperbarui: 8 Juni 2021   06:30 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Niki pun segera mengirimkan desas desus, bahwa Putri Raisa bersedih, karena tidak dapat hamil. Kontan saja, hebohlah, berita itu di luar istana. Raja Adi ternyata tidak dapat memperoleh keturunan, karena Putri Raisa mandul. Tentu saja berita itu langsung diviralkan oleh kelompok "Pokoke nJondil" binaan Miss Tami Zen. 

Miss Tami Zen ingin kembali ke pusat ke kekuasaan Istana Kerajaan Matraman Raya. Isu panas Putri Raisa mandul ini signifikan untuk menjadi pintu masuk berkembangnya gerakan "Pokoke nJondil" lagi di masyarakat. Jika gerakan itu semakin lama semakin besar, tentu saja dapat dimanfaatkan oleh Miss Tami Zen untuk berunding dengan pihak Istana.

Selama ini ring Istana Matraman Raya, hanya tertumpu kepada Pujangga Halim. Miss Tami Zen belum mampu membuat gerakan "Pokoke nJondil" menjadi besar, karena mereka sulit masuk ke dalam kelompok binaan Pujangga Halim. Kelompok binaan Pujangga Halim mendapatkan dana besar untuk melancarkan operasinya. Sementara dukungan investor Jepang kepada Miss Tami Zen mulai surut.

"Paduka Raja, kok tiba-tiba teringat kepada Tante Ming, ada apa?" tanya Pujangga Halim khawatir. Sebagai orang tua kandung dari Putri Raisa, Pujangga Halim secara telepati dapat merasakan kesedihan Putri Raisa.

"Ah, nggak apa-apa kok, Paman Pujangga. Lagian Tante Ming kan sedang bersama Ayahanda Ki Difangir," seru Adi. "Namun memang yang Adi ingat, Paman Pujangga Halim itu dekat dengan Tante Ming," tambahnya.

"Itu betul," jawab Pujangga Halim.

"Kami dulu kan pernah sama-sama belajar di Perancis," tambah Pujangga Halim.

"Kami sepakat pada saatnya, jika sudah kembali ke tanah air, maka kami akan menggerakkan Dunia Literasi. Salah satu dari ide kami berdua adalah proyek Matraman Raya Menulis," jelas Pujangga Halim. Pujangga Halim ingin aksinya Matraman Raya Menulis dapat cepat terlaksana. Pujangga Halim sudah membayangkan besar dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek mega itu.

Dengan Raja Adi membuka pembicaraan tentang Putri Ming, Pujangga Halim dapat mendesak Adi itu untuk segera menyetujui aksinya. Adi sendiri tanpa disadarinya, masuk ke dalam jebakan yang diciptakan Pujangga Halim untuk memuluskan askinya. Adi tertarik untuk dapat memperoleh informasi tentang Tante Ming dari Pujangga Halim, ayah mertuanya.

"Paman, apakah tidak sebaiknya, Adi mencari keberadaan Tante Ming, sementara masyarakat tolong diberi pengarahan tentang pelaksanaabn kegiatan proyek mega Matraman Raya Menulis!" perintah Adi.

"Baik, Paduka Raja Adi. Pujangga Halim siap laksanakan," seru Pujangga Halim gembira, untuk kepentingannya Pujangga Halim melupakan rasa duka yang tadi dia lihat ada pada Putri Raisa, Permaisuri Raja Adi, putri kandungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun