Memang banyak survey yang masih mengunggulkan JokoWi menang. Namun survey Litbang Kompas merupakan survey yang sangat rasional, karena mampu menunjukkan trend dari survey yang satu ke survey yang lain.Â
Ada tren menurun pada elektabilitas JokoWi, sementara ada trend menanjak untuk elektabilitas Prabowo. Â
Masih ditambah lagi ditengarai telah terjadi migrasi politik dari para pendukung JokoWi. Munculnya tagar-tagar idghom bi gunnah, boleh jadi juga menjadi salah satu pertimbangan Sultan Jogja.Â
Tagar-tagar yang bagai idghom bi gunnah itu, justru seolah memunculkan fenomena, hilangnya "Aji Lembu Sekilan" JokoWi. Tagar idghom bi gunnah itu berdengung silih berganti seolah membuat JokoWi menjadi tidak lagi merupakan sosok "the Untouchable". Â
Belum lagi adanya kecenderungan membesarnya "golput" yang bahkan seolah mendapat stigma negatif. Fenomena migrasi politik dapat saja terjadi pindahnya pilihan politik dari pendukung Jokowi ke Prabowo, tetapi juga dapat saja terjadinya membengkaknya pemilih "golput". Namun jelas bahwa "golput" akan sangat merugikan bagi JokoWi.Â
Namun apakah yang harus dikhawatirkan, jika JokoWi kalah ?Â
Jawabannya adalah tidak ada.Â
Mungkin saja akan terjadi ketegangan ketegangan di sana sini, karena keterkejutan politik. Namun justru hal itu harus menjadi tantangan Polri mau pun TNI untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat serta menjaga NKRI, Pancasila dan Keberagaman.Â
Seperti halnya setelah Ahok kalah pada Pilkada DKI, dan kini Anies memimpin DKI, DKI aman aman saja selama 2 tahun berjalan.Â
Begitu juga mestinya jika JoloWi kalah. Indonesia akan aman aman saja.Â
Toh Pilpres sebagai ajang pesta demokrasi ini, merupakan prestasi JoloWi yang tidak akan dilupakan orang.