Pada suatu hari saya diminta mengikuti rapat pimpinan, dengan Big Bos alumni  USA. Setelah penjelasan dan jadwal pelaksanaan disepakati oleh pihak-pihak, saya diminta untuk menyelesaikan administrasi untuk kelancaran pekerjaan. Â
Ada pun salah satu teman saya serta Bos dari Bidang Kerjasama diminta untuk dapat mendampingi pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Namun Bos dari bidang lain tersebut, mohon maaf akan menyelesaikan tugas lain yang masih terhambat, yang berkaitan dengan usulan usulan instansi dinas terkait, untuk kegiatan kerjasama di tingkat regional. Â
Selain beliau mohon untuk tidak dapat ikut ke lapangan, juga mengusulkan saya sekalian untuk mendapingi pelaksanaan pekerjaan tamu dari utusan suatu perusahaan asal jerman. Â
Saya tahu betul, bahwa Big Bos, tidak ingin selalu saya yang dilibatkan pada pekerjaan pekerjaan di lapangan, saya lebih sering diminta membantu Big Bos USA untuk pekerjaan pekerjaan administrasi.Â
Namun karena permintaan Bos dari bidang lain, saya akhirnya ditunjuk juga oleh Big Bos USA untuk mendampingi perjalanan calon investor Jerman.
--
Beberapa hari sebelum itu, hari sudah menjelang magrib, Ferdiansyah Ferdi sudah pulang begitu juga Anton Antoni, yang sering membantu saya, datang seseorang langsung ke ruangan saya, membawa sesuatu.
"Permintaan untuk berangkat ke Jepang, mempromosikan potensi Riau," seru saya, sambil menyerahkan kembali berkas itu kepada orang yang membawa tadi, seraya berkata:
"Bukan bagian saya itu, Zen."
"Tapi, saya yakin, nanti Bapak yang berangkat ini." kata dia.
"Taruh saja di umum biar diproses sesuai SOP." jelas saya, tidak ingin memperpanjang dialog, dari pada berharap yang tak mungkin.
 --
Atas bantuan Jhondri, administrasi ke pimpinan tertinggi lancar. Perjalanan mendampingi investor Jerman pun akhirnya berlangsung, Dua hari dua malam, kami melakukan perjalanan tanpa kenal lelah. Menyelusuri route Pekanbaru-Dumai, Dumai_Rantau Parapat, bersama dengan Dik Rahmad.
Dalam perjalanan pulang ke Pekanbaru, investor bermaksud meminta waktu bertemu dengan pimpinan tertinggi. Â Saya pun mencoba menghubungi Big Bos USA, untuk maksud tersebut.Â
Dalam situyasi dan kondisi capek, dan menunggu konfirmasi dari Big Bos USA, saya sempat bergurau dengan Dik Rahmad. Bagaimana kalau kita minta berdua ke Jepang mengambil kesempatan undangan yang belum turun disposisinya ? Tapi saya minta dik Rahmad yang nalangin BOPnya, gurau saya.
"Boleh mas." jawab Dik Rahmad tegas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H