MU Korban Persaingan Mou dengan Pep?
Apakah MU menjadi korban persaingan Mou dengan Pep? Mou dan Pep memang pernah bersaing sengit semasa mereka menjadi manajer klub di La Liga. Saat itu Pep Guardiola sedang mendominasi La Liga bahkan Liga Champions maupun Juara Dunia Antar Klub, saat Pep Guardiola menjadi manajer Barca.Â
Mou pernah sukses dengan Porto menjuarai Liga Cgampions. Kemudian Mou berhasil mengangkat Chelsea ke puncak Liga Primer Inggris. Namun kemudian Mou dipecat Chelsea dan Mou pindah ke Inter di Serie A.Â
Saat menjadi manajer Inter itulah Mou dapat mengatasi Barca di ajang Liga Champions sewaktu Barca masih dibesut Pep Guardiola. Mou bahkan mampu membawa Inter menjadi Juara Liga Champions.
Perez tidak mau kecolongan dengan performa Mou. Perez pun menunggu Mou di luar lapaangan untuk merayu Mou supaya menangani Madrid. Madrid beberapa tahun babak belur terus menerus kalau jumpa dengan Barca. Apalagi Pep Guardiola di Barca seolah sudah menjadi "Dewa" bukan hanya di La Liga tapi bagi dunia.Â
Perez menganggap Mou lah yang dapat mengatasi Pep Guardiola dan Barca, jika Mou menjadi manajer Madrid. Rupanya Mou memang ingin menjadi manajer Madrid. Siapa sih yang tidak ingin menjadi manajer Madrid, Lopetegui saja sampai harus dicopot sebagai manajer Timnas Spanyol, karena ingin menjadi manajer Madrid.Â
Kalau saja waktu itu Lopetegui masih menjadi manajer Timnas Spanyol, mungkin sejarah Piala Dunia 2018 di Rusia akan berbeda. Namun tentu tidak boleh berandai-andai ketika peristiwa sudah terjadi. Kembali kepada Mou yang begitu bersemangat ketika menangani Madrid. Â Tentu dengan salah satu tujuan menghabisi Barca, menghentikan Pep Guardiola.
Ternyata harapan Perez dengan memilih Mou menjadi Madrid dan untuk menghabisi Barca yang begitu dominan di La Liga berhasil. Pep Guardiola bahkan harus mengundurkan diri sebagai manajer Barca.Â
Persaingan Mou dan Pep Guardiola berlangsung terbuka di La Liga. Mou begitu membahana dan Pep dengan style kalem. Namun harus diakui power Mou di La Liga mampu mengatasi style Pep Guardiola yang kalem. Mou berhasil mendepak Pep di La Liga.
Pep bahkan harus istirahat sebelum memutuskan untuk kembali menjadi manajer klub bola. Terdengar Opa Fergie yang saat itu masih di MU sempat tertarik untuk membawa Pep menangani MU. Mou pun tidak kalah gesit. Mou ingin melanjutkan persaingan Mou dengan Pep di Liga Primer Inggris.Â
Bersamaan dengan situasi dan kondisi yang tidak menguntungkan Mou di Madrid, karena Mou gagal membawa Madrid meraih La Decima, yang sudah sangat lama diimpikan Madrid, Mou pindah dari Madrid ke Chelsea di periode ke dua.
Mou memang sempat menjuaari La Liga bersama Madrid. Hal ini membuat Mou bangga dengan sebutan "The Only One", karena Mou lah satu-satunya manajer yang mampu membawa 4 klub di liga domestik yang berbeda, menjadi juara.Â
Mou mampu membawa Porto Juara di Portugal, Chelsea di Liga Primer Inggris, Inter di Serie A dan tentu saja Madrid di La Liga. Namun yang paling membanggakan Mou tentu saja karena mampu mengatasi Pep. Karena info yang sempat berkembang Opa Fergie ingin Pep menangani MU, maka Mou tanpa ragu kembali menangani Chelsea, tentu dengan tujuan akan melakukan persaingan dengan Pep.
Namun Mou kecele, ketika ternyata Pep memilih Bayern sebagai klub yang akan ditangani pasca Pep libur. Walau pun begitu Mou langsung bersaing dengan Pep Guardiola, ketika pada musim itu Chelsea baru saja berhasil meraih Juara Liga Eropa dan pada saat yang sama Pep yang menangani Bayern merupakan Juara Liga Champions.Â
Persaingan Mou dan Pep pun terjadi di ajang Piala Super Eropa. Pertarungan yang sangat dramatis setelah Mou berhasil membawa Chelsea memimpin atas Bayern di babak pertama. Mou nampak begitu bangga melihat dapat menaklukan Pep pada awal Pep kembali ke dunia bola.Â
Namun ternyata Pep mampu memaksa laga harus diperpanjang karena Bayern mampu menyamakan kedudukan. Mata Pep Guardiola berbinar saat memasuki babak perpanjangan waktu, sedang Mou nampak murung. Laga Piala Super pun akhirnya dimenangkan Bayern. Persaingan Mou dan Pep berakhir. Mou beraksi di Liga Primer Inggris dan Pep bekreasi di Bundesliga.
Namun aroma persaingan Mou dan Pep kembali akan bergulir, ketika Pep menyatakan akan pindah ke City. Mou pun berleha-leha di Chelsea. Padahal Mou baru saja memenangkan Chelsea sebagai Juara Liga Primer Inggris. Raniery pada tahun itu secara mengejutkan berhasil membawa LC menjuarai Liga Primer Inggris. Pada sat itulah MU tertarik untuk merekrut Mou sebagai manajer MU. MU beranggapan bahwa hanya Mou sajalah yang akan mampu mengatasi Pep di City, si tetangga yang berisik.
Di luar dugaan Conte membuat Liga Primer Inggris sesak nafas. Pep tidak menyangka kalau Liga Primer Inggris sangat kompetitif. Aroma persaingan Mou dengan Pep kalah dengan performa Conte yang membahana ketika pada tahun pertama tiba-tiba Chelsea sulit ditandingi. Conte berhasil membawa Chelsea menjuarai Liga Primer Inggris. Pep bahkan dianggap bekerjasama dengan Mu untuk menyingkirkan Arsenal dari posisi Lima Besar, dengan bermain mata ketika laga City lawan MU.
MU begitu garang pada musim ke dua Mou. Namun persaingan Mou dengan Pep tertutup dengan sengitnya persaingan Mou dengan Conte. Conte memang akhirnya harus dipecat Chelsea, tidak sampai seperti Mou yang dipecat setelah masa kelam musim ke tiga Mou di Chelsea. Seperti halnya sewaktu di Madrid, Mou juga pernah mengalami masa kelam musim ke tiga. Namun yang sering menonjol adalah masa emas musim ke dua Mou.
 Masa emas musim ke dua Mou, itulah yang ditunggu MU pada musim lalu. Bahkan ketika Mou menginginkan Sanchez dari Arsenal pada jendela transfer musim dingin, MU mendukung dan mengambil Sanchez, yang pada awalnya ingin bergabung dengan Pep di City.Â
Mou secara diam diam memang tetap ingin melanjutkan persaingannya dengan Pep. Mou mampu menyakinkan Mu untuk membeli Sanchez. Mou pun memuji-muji MU karena MU mendukung penuh keinginan Mou. MU bahkan langsung menambah kontrak dengan Mou, yang didalamnya terdapat klausul fee besar yang harus dikeluarkan MU, jika ingin memutuskan kontrak dengan Mou di tengah jalan. MU lupa pada masa kelam musim ke tiga Mou. jadilah MU merana seperti saat ini. MU terjebak dalam persaingan Mou dengan Pep.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI