Safir Dinda
Melihat Mahesa dari jauh sudah memanggil-manggil namanya, segera Ratih membisikkan sesuatu kepada Derna. Nampak setelah Derna mendengar bisikan dari Ratih, Derna menganggukkan kepalanya berkali-kali. Ratih sudah berpikir, nanti pasti Mahesa pasti akan ikut nyebur ke dalam kolam. Sementara Cecep dan Derna bukan hanya suka terkena tumpahan air bak air mancur besar, tetapi mereka berdua juga suka bolak-balik ke terowongan untuk meluncur ke kolam. Benar saja, belum lama setelah ratih membisikan sesuatu ke Derna, Mahesa sudah ikut nyebur ke kolam mendekati mereka.
Sementara Mami Dinda, tanpa sadar telah digeret Derna cucunya, untuk dibawa ikut nyebur ke dalam kolam. Tentu saja Mami Dinda sulit menolak ajakan cucu perempuannya, Derna, anak kandung Ratih. jadilah mereka nyebur kolam bersama-sama ratih Joachim Kun, Cecep, Derna, Mahesa dan mami Dinda. Melihat hal itu Pak edy hanya dapat tersenyum simpul. Memang tadinya Mahesa sempat mengajak Pak Edy untuk ikut sekalian nyebur ke dalam kolam. Namun Pak Edy menolak secara halus ajakan Mahesa, dengan cara menggoyang-goyangkan tangan kanannya  berkali-kali. Melihat hal itu, Mahesa pun tidak begitu memaksa Pak Edy untuk ikut nyebur ke dalam kolam, karena Mahesa pun lalu disibukkan dengan usahanya untuk bersenang-senang dengan Ratih. Walau pun begitu Mahesa masih tetap menjaga kesopanan, karena walau pun Cecep dan Derna sering ke luar masuk terowongan, tetapi Mami Dinda masih berada di dekat Mahesa dan Ratih.  Â
Setelah puas bermain air, kemudian Ratih berinisiatif untuk mengajak makan dan minum di resto. Tentu saja Ratih melihat Pak Edy termenung, Ratih menjadi tidak enak hati. Akhirnya mereka pun memesan meja makan yang cukup untuk makan berenam. Namun kemudian Ratih meninggalkan meja makan itu, karena mau mandi dan bersih-bersih dulu. Pak Edy pun hanya  duduk termangu menunggu. Memang Pak Edy sempat memperhatikan wajah cantik Mami Dinda dari jauh, karena Mami Dinda langsung menuju ruangan untuk mandi. Sepintas pandangan mata Pak Edy akan bertemu dengan pandangan mata Mami Dinda, namun kemudian Pak Edy menundukkan pandangannya.Â
Ada pun Cecep dan Derna masih duduk menunggu pesanan, karena mereka sudah lapar. Sebelum beranjak ke kamar mandi, Ratih memang menitipkan ke dua anaknya kepada Mahesa dan Pak Edy. Saat Ratih mau menuju ke kamar mandi, Ratih sempat mendengar Cecep dan Derna bertanya mengenai salatiga kepada Mahesa. Tapi Ratih berpikir, mungkin Cecep dan Derna bergurau.
"Om Mahesa, bagaimana kalau habis dari TMII ini, Â kita pergi ke Kopeng, Salatiga ? Katanya udara di sana sejuk segar Om." kata Derna.
"Betul Om Mahesa, ke Kopeng kita yuuuuk." tambah Cecep.
"Kopeng ? Sebentar." jawab Mahesa, sambil melihat ke arah Pak Edy.
"Bisa bantu saya antar ke Kopeng, Pak Edy.
Pak Edy, please, tolong bantu saya," bisik Mahesa, sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Pak Edy.
Pak Edy hanya dapat menganggukkan kepala sebagai tanda setuju. Kalau tadi sewaktu Mahesa mengajak Pak Edy nyebur ke kolam Pak Edy dapat menolak secara halus, namun kalau diminta tolong Mahesa mengantar ke Kopeng, memang sulit bagi PaK Edy untuk menolak permintaan teman yang lagi pedekate.Â
Ada pun Mami Dinda memperhatikan wajahnya waktu mandi. Masih cantik, pikirnya. Sambil memakai basahan, Mami Dinda mencoba memakai Safir, sabun kecantikan buatan sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Konon kabarnya Safir diciptakan lima mahasiswa UGM dengan memanfaatkan probiotik, untuk merawat kulit kering dan sensitif.
Masih menurut info yang berkembang, sabun Safir ini mengandung AHA yang bermanfaat bagi ksehatan kulit seperti mengurangi efek penuaan, menyamarkan garis halus dan kerut, mengurangi pembesaran pori-pori, mengurangi pigmentasi, menhaluskan kulit.
Salah satu peracik Safir dari UGM itu menyatakan:
"Safir adalah sabun yang dibuat dari olahan ekstrak susu dengan penambahan starter yang banyak mengandung probiotik yaitu Lactobasillus acidophilus, Streptococcus Thermophilus, Bifdobacterium bifdum, Bacteri Asam Laktat (BAL), dan ragi." terang Pirly, yang sempat Mami Dinda baxa di internet.
Mami Dinda menyapu lengannya dengan sabun Safir. Kemudian menggosokkannya ke bagian tubuh yang lain. Untuk sesaat Mami Dinda melihat lagi pintu kamar mandi, untuk memastikan kalau pintu itu sudah dikunci, dan memandang ke sekeliling kamar mandi untuk memastikan bahwa tidak kamera cctv  di kamar mandi itu. Setelah merasa yakin semuanya aman, Mami Dinda lalu memegang pangkal lengannya, masih kenyal. Kemudian secara perlahan membesarkan kran air untuk membersihkan badannya dengan air mancur. Beberpa Mami Dinda mengulangi kembali hal itu, ke seluruh bagian tubuhnya. sampai Mami Dinda puas. Apakah aku masih menarik perhatiannya, bisik Mami Dinda.
Ketika Mami Dinda menuju meja makan, di sana tinggal Ratih, Mahesa dan siapa itu teman Mahesa yang katanya juga teman Ratih. Mereka sedang asyik berbincang. Mami Dinda langsung bergabung dan makan. Namun betapa terkejutnya Mami Dinda, pada saat sedang makan, Ratih membisikkan kepada Mami Dinda, kalau mereka akan satu mobil dengan menggunakan Mobilio Ratih dan berencana akan melanjutkan perjalanan bersama menuju Kopeng. Mendengar hal itu Mami Dinda, tidak enak lagi menikmati makannya di TMII. Pikiran Mami Dinda terganggu, dengan teman Mahesa yang akan berada dalam satu mobil Mobilio Ratih, dalam wakyu yang cukup lama tentunya. Â Ketika Mami Dinda ingin mencoba melihat wajah teman Mahesa itu, pada saat yang bersamaan sebetulnya Pak Edy juga sedang menatap wajah Mami Dinda, namun sebelum pandangan mereka bertemu, kembali Pak Edy menundukkan kepalanya.
    Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H