"Ratih Joachim Kun, teman kita waktu kopdar di Bandung, maksud Mahesa." tanya Pak Edy.
"Betul, Pak Edy. Apakah Pak Edy pernah bertemu Ratih lagi setelah acara Kopdar di Bandung itu ?" tanya Mahesa.
"Tadi saya jumpa Ratih di sini, tapi hanya sebentar ....." kata Pak Edy.
Mendengar itu, Mahesa langsung ke luar dari mobilnya, dan segera menghampiri Pak Edy, lalu memegang pundak Pak Edy dengan ke dua tangannya. Tubuh Mahesa yang tinggi, memaksa Pak Edy harus melihat ke atas untuk dapat melihat wajah Mahesa.Â
"Alhamdulillah." kata Mahesa.
"Sekarang Ratih di mana, Pak Edy ?" tanya Mahesa sambil menggoyang-goyangkan tangannya dengan kuat, sampai bahu Pak Edy pun bergetar, bahkan hampir miring. Jika Pak Edy tidak berusaha tegak kembali, bisa bisa Pak Edy jatuh, gara gara ulah Mahesa.
"Saya dengar, mereka mau pergi ke TMII." kata Pak Edy.Â
"TMII, ayo Pak Edy, kawani Mahesa ke TMII. Pak Edy ada waktu senggang ?" gegas Mahesa. Tanpa menunggu jawaban dari Pak Edy, Mahesa langsung memeluk Pak Edy dengan tangan kirinya dan sambil setengah mendorong Pak Edy menujuk ke arah  mobilnya. Dengan cekatan tangan kanan Mahesa membukakan pintu depan mobil, lalu sambil setengah berlari, Mahesa  masuk ke mobil dan langsung pegang stir.
"Kita ke TMII, ya Pak Edy." seru Mahesa.
"Insya Allah." seru Pak Edy. Senyum Pak Edy mengembang di wajahnya. Mata Pak Edy bersinar. Pak Edy merasa menjadi lebih muda lagi.
Wahana di snowbay rupanya banyak dipenuhi orang. Orang orang bersama keluarganya lalu lalang di sana. Ada juga yang menunggu sambil minum-minum di resto.Â